Home Hukum Kapolri Buat Strategi Pengamanan Unjuk Rasa Hingga Teror KTT G20

Kapolri Buat Strategi Pengamanan Unjuk Rasa Hingga Teror KTT G20

Jakarta, Gatra.com- Kapolri Jendral, Listyo Sigit Prabowo, memantau seluruh pengamanan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 lewat command center yang dibuat di wilayah Nusa Dua, Bali. Ada 16 fitur yang tersambung dalam command center itu, mulai dari pengaman jalur, serangan siber, pengamanan unjuk rasa dan teror hingga kontijensi bencana alam.

Tri Brata (TB) 1 itu pun mengeluarkan strategi jitu untuk mengamankan perhelatan KTT G20 tersebut. Dengan harapan kegiatan internasional itu berlangsung aman dan lancar.

"Terkait dengan peringatan gempa. Jadi apabila ada gempa ada alert ataupun peringatan sehingga personel kita mengikuti karena memang kita sudah persiapan kontijensi plan apabila terjadi bencana," kata Kapolri dalam keterangan tertulis, Selasa, (15/11).

Listyo mengatakan dalam command center itu juga bisa mengetahui kecepatan angin. Hal ini penting jika ada delegasi dan tamu VVIP melintas di jalan tol. Selain itu, juga ada kamera yang tersambung dengan CCTV di semua sudut baik di bandara hingga pelabuhan di Banyuwangi, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kapolri menyebut kamera itu memiliki fitur pengenalan wajah, yang bisa memantau setiap orang lalu lalang.

"Kamera ini dilengkapi dengan face recognition yang kita sambungkan dengan data-data dari Dukcapil dan Imigrasi. Jadi setiap masyarakat atau tamu yang turun melintasi CCTV atau kamera yang kita pasang akan muncul data-data," kata jenderal bintang empat itu.

Lebih lanjut, mantan Kabareskrim Polri itu menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan database terhadap orang-orang yang masuk daftar kepolisian. Baik dalam kasus kriminal maupun teror yang berpotensi mengganggu jalannya KTT G20.

"Itu semua jika terekam kamera kita akan ada notifikasi dan dari situ kita sudah siapkan anggota melakukan langkah lanjut pengamanan," ungkapnya.

Kemudian, terhadap anggota yang berjaga selama 24 jam juga dibekali monitor. Mulai dari anggota lalu lintas, Sabhara, Brimob dan lainnya. Hal ini penting, agar bila ada kendala dalam pengamanan bisa termonitor dan mengetahui langkah selanjutnya.

"Seperti contoh personel kita yang ada di salah satu titik ini bisa terlihat dan nanti kita hubungi. Semua kegiatan personel bisa kita kendalikan kemudian kita bisa gerakan melalui perintah-perintah," ucapnya.

Mantan Kapolda Banten ini menyebut pergelaran KTT G20 merupakan pertaruhan untuk Indonesia, khususnya masyarakat Bali. Bila semua pengamanan KTT G20 berjalan lancar, maka ke depan Indonesia bisa melaksanakan kegiatan internasional dengan baik pula.

Maka itu, meski ada kegiatan KTT G20, pemerintah tetap memberikan kenyamanan bagi turis baik lokal dan internasional yang hadir di Bali. Jalur wisatawan akan dialihkan ke jalur lain bila berpapasan dengan delegasi. Jadi di satu sisi kegiatan rangkaian berjalan baik, di sisi lain kegiatan wisatawan terutama mancanegara juga tidak putus.

"Dua hal itu harus kita jaga, justru di sinilah ujian bagi kita mampu tidak kita menyelenggarakan. Semoga ini dapat menimbulkan multi player effect yang tentunya mengangkat Indonesia atau Bali menjadi kota yang dikenal dunia sebagai tempat sangat ramah dan tentunya menjadi tujuan wisata yang digemari masyarakat internasional," ujarnya.

102