Home Pendidikan Rasio Lulusan Doktor Di Indonesia Masih Rendah

Rasio Lulusan Doktor Di Indonesia Masih Rendah

Jakarta, Gatra.com - Rasio antara penduduk dengan kualifikasi S-2 dan S-3 semakin sedikit. Dorongan untuk memenuhi kekurangan tersebut pun dipercaya harus dilakukan. Salah satunya, dengan melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor dalam waktu empat tahun.

Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Mohammad Sofwan Effendi mengatakan, terobosan yang ditawarkan pihaknya yakni melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Kebijakan tersebut merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor dalam waktu empat tahun.

"Empat tahun lulus doktor maka akan cepat mencapai 2035 dengan kondisi SDM yang unggul,” ujar Sofwan dalam keterangannya, Selasa (15/11).

Dengan meningkatnya penyandang gelar Doktor, Sofwan yakin bahwa hal tersebut akan memberi keuntungan bagi Indonesia. Utamanya, dalam penyiapan SDM unggul yang bisa berkontribusi di segala bidang. Karena selain dibekali kecerdasan otak dan intelektual, peserta PSDMU juga memiliki karakter dan integritas yang baik.

“Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia di bidang yang mereka sukai,” tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan bahwa dalam RPJM atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2024 jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia harus sampai pada angka 20 persen. Namun, sampai saat ini angka tersebut baru mencapai sekitar 16 persen.

“Oleh karena itu, pada tahun ini kita menargetkan jumlah awardee baru sebesar 300 penerima beasiswa, yang sebelumnya hanya sekitar 150 penerima,” tuturnya.

618