Home Regional Harga Kedelai Terus Meroket, Perajin Tempe Kelimpungan

Harga Kedelai Terus Meroket, Perajin Tempe Kelimpungan

Batang, Gatra.com - Para perajin tempe di Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengeluhkan harga kedelai yang terus melonjak. Tingginya harga bahan baku itu membuat omset usaha anjlok.

Salah satu perajin tempe di Kelurahan Proyonanggan, Kecamatan Batang, Priyatno mengungkapkan, harga kedelai sudah mencapai Rp14 ribu per kilogram.

“Kalau dulu bisa beli kedelai Rp7 ribu sampai Rp8 ribu, sekarang sudah sampai Rp14 ribu per kilogramnya. Tapi kalau hari ini beli kedelai lagi, belum tentu harganya sama. Bisa jadi lebih mahal,” ungkapnya, Selasa (15/11).

Menurut Priyatno, kenaikan harga kedelai sangat berdampak pada usahanya. Omset usahanya mengalami penurunan dari semula Rp250 ribu-Rp300 ribu menjadi Rp150 ribu sekali produksi.

"Kenaikan harga kedelai berpengaruh ke konsumen. Pesanan berkurang. Sebelum ada kenaikan, konsumen bisa pesan antara empat sampai enam papan tempe per hari. Sekarang turun jadi empat papan,” tuturnya.

Priyatno bersama perajin tempe lainnya berharap harga kedelai bisa kembali normal. Jika terus naik, usahanya bakal gulung tikar.

“Kami minta pemerintah tidak usah ngasih subsidi, tapi ditentukan saja, patokan harga per kilogramnya. Misalnya Rp8 ribu atau Rp10 ribu,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang, Dewi Wuriyanti mengatakan, untuk mengatasi harga kedelai yang tak kunjung turun, rencananya Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah akan segera menggelontorkan bantuan kepada perajin tempe, terutama bagi mereka yang tidak tergabung dalam koperasi.

“Bantuan yang diberikan sebanyak satu ton untuk tiap kabupaten/kota. Satu ton itu diperuntukkan bagi 100 perajin tempe. Di Kabupaten Batang ada 130 perajin, nantinya kami tetap menyeleksi agar tepat sasaran,” jelasnya.

Diakui Dewi, sepanjang tahun 2022, harga kedelai terus merangkak naik sehingga berdampak kepada para perajin tempe. Oleh karena itu, bantuan yang nantinya diberikan diharapkan dapat menurunkan harga kedelai, sehingga perajin tempe kembali berproduksi dengan normal.

“Kemungkinan program bantuan kedelai akan digelontorkan awal Desember mendatang. Pendistribusian rencananya akan dilakukan langsung kepada perajin di kantor Dispaperta,” ujarnya.

107