Home Teknologi DEWG Inisiasi Presidensi G20 Indonesia Dorong Akselerasi Transformasi Digital dan Regulasi Tata Kelo

DEWG Inisiasi Presidensi G20 Indonesia Dorong Akselerasi Transformasi Digital dan Regulasi Tata Kelo

 

Nusa Dua, Gatra.com- Dalam rangka mendorong akselerasi atau percepatan transformasi digital, Presidensi G20 Indonesia sukses menginisiasi pembentukan Digital Economy Working Group (DEWG) meeting G20. Grup ini bertujuan untuk menyamakan persepsi negara anggota terkait pemerataan akselerasi transformasi digital hingga mencapai kesepakatan bersama.

"Itu ada peningkatan ya dari Task Force menjadi Working Group itu yang dilakukan Indonesia di Presidensi G20. Nah apa yang dibahas, pastinya terkait dengan Cross-Border Data Flow/Data Free Flow with Trust (Arus Data Lintas Batas Negara/Arus Bebas Data secara Terpercaya," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Samuel Abrijani P. dalam diskusi daring yang diadakan oleh Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Selasa (15/11).

Dalam diskusi bertema "Akselerasi Transformasi Digital Melalui G20" itu, Samuel menjelaskan, melalui Digital Economy Working Group atau DEWG meeting G20, para delegasi negara anggota membahas dan sepakat terkait regulasi untuk mengatur tata kelola arus data lintas batas negara. Selain itu, melalui forum tersebut, para delegasi negara anggota berhasil dan telah merampungkan pembahasan mengenai alat ukur (tool kit) keterampilan dan literasi digital dalam Workshop On The G20 Toolkit For Measuring Digital Skills and Digital Literacy.

"Tool kit ini sudah disepekati dan saya rasa bukan hanya negara anggota G20 yang bisa mengadopsinya namun bisa diadopsi oleh siapapun karena memang bagus. Indonesia pun mengadopsi ini," jelas Samuel. Baca juga: Gelar Forum goAML, PPATK Inovasikan Ekosistem penanganan TPPU

Pada diskusi daring yang disiarkan langsung dari Bali tersebut, Samuel menyampaikan harapannya akan gelaran G20 ini, terutama terkait akselerasi transformasi digital negara anggota, utamanya Indonesia. Hal pertama yang dilakukan DEWG adalah memahami perspektif masing-masing negara anggota.

Namun benang merahnya, kata Samuel, semua negara sepakat terkait pengaturan data free flow with trust. Hal ini mengacu pada pemahaman bahwa lalu lintas data lintas negara di era digital sulit dibendung. Sehingga diperlukan jalan keluar untuk mengelolanya.

"Makanya di percepat. Kita sendiri sudah punya undang-undang perlindungan data pribadi. Jadi undang-undang itu mengikuti subjecnya melewati batas negara. Ini yang disebut beyond jurisdiction. Jadi kalau ada data orang Indonesia disalahgunakan di negara lain, kami bisa mengejarnya," ungkapnya.

Kontribusi Google untuk Indonesia

Sementara itu pada Forum yang sama, Country Director Google Indonesia, Randy Jusuf membeberkan sejumlah kontribusinya kepada Indonesia. Ia menuturkan, ada dua contoh yang dapat disebutkannya sebagai kontribusi google terhadap tranformasi dan perkembangan dunia digital di Indonesia.

“Dua contoh yang bisa kami berikan. Pertama adalah produk yang tersedia di Indonesia. Kedua adalah beberapa inisiatif yang kami berikan di Indonesia. Saya mulai dengan produk yang kami miliki mulai dari searc geogle, youtube dan lain sebagainya,” paparnya.

Country Director Google Indonesia, Randy Jusuf dalam diskusi daring yang diadakan oleh Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Selasa (15/11). (GATRA/Dok Kominfo)

Dalam beberapa tahun terakhir, Randy menyebutkan, pihaknya telah menyumbang US$ 50 miliar kepada sejumlah content cretor secara global, termasuk Indonesia. Jumlah konten kreator mencapai 1.300 dengan lebih dari 1 juta subscribers di kanal Youtube.

Selain itu, Randy mengungkapkan, program google Startup juga telah membantu masyarakat Indonesia untuk saling belajar satu sama lain. Seperti belajar dari ahlinya dan apapun kebutuhannya. Google juga membuat laporan mengenai talenta digital. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang ingin belajar teknologi digital.

"Inisiatif lain dari kami adalah kemunculan “BANGKIT” yang kini berpartner dengan GoTo, Traveloka, Kemendikbud, dan Kampus Merdeka untuk menyediakan pelatihan Machine learning, mobile computing, cloud dan lain-lain bagi mahasiswa,” pungkasnya.

171