Home Kesehatan Kenali Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Melalui Warna dan Produksi Urine

Kenali Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Melalui Warna dan Produksi Urine

Jakarta, Gatra.com– Gagal ginjal akut misterius pada anak menjadi masalah yang menimbulkan kekhawatiran di Indonesia. Setelah melewati berbagai investigasi dan penelitian,  penyebab terjadinya gagal ginjal akut misterius ini mengarah kepada keracunan bahan pelarut obat sirup.

Ethylene Glycol, Diethylene Glycol, Ethylene Glycol Butyl Ether merupakan penemuan kandungan berbahaya yang beredar pada obat sediaan sirup. Dokter Spesialis Anak dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Rizqi A Wicaksana Sp.A., mengatakan bahwa ginjal yang utamanya sebagai organ ekskresi yang membuang sisa metabolisme di tubuh dan membantu memproduksi sel darah merah perlahan rusak karena adanya kandungan senyawa kimia berbahaya yang masuk ke tubuh. 

Sebagai pemahaman dasar, dalam mengenali gejala gagal ginjal pada anak adalah produksi urine kurang dari 1 mililiter per kilogram berat badan per jam selama enam jam. Tentunya disertai keluhan penyerta, seperti demam, muntah, tidak nafsu makan dan lainnya. "Jika ditemukan salah satu dari gejala tersebut segera periksakan kepada faskes atau rumah sakit yang bisa melakukan pemeriksaan darah sederhana, seperti ureum, kreatinin dan urinalisis", tutur dr. Rizqi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/11).

Untuk pencegahan, konsumsi air putih turut membantu menurunkan risiko gagal ginjal akut. Urine yang baik adalah yang berwarna kuning jernih. Jika ditemukan urin berwarna lain ataupun berwarna merah darah menunjukan pertanda bahwa ada masalah pada kesehatan tubuh.

Pada anak, laju filtrasi glomerulus (LFG) sering menjadi indikator utama dalam memantau fungsi ginjal, yaitu kecepatan filtrasi volume plasma melalui ginjal per unit waktu perluas permukaan tubuh. Pre-renal dan Post- renal.

Normalnya, lebih besar atau sama dengan 100%, dan apabila ditemui dibawah atau sama dengan 60%, Dokter akan melakukan tindakan atau  pengobatan lanjutan atau bahkan dapat menegakkan diagnosa.

“Dengan tetap menerapkan pola hidup sehat pada anak, salah satunya dengan pencegahan, melalui cuci tangan secara berkelanjutan,  istirahat yang cukup dan konsumsi makanan sehat, bersih dan bergizi. Perhatikan pula produksi urin anak, dan menggunakan resep dokter yang terpercaya dari apotik resmi atau di rumah sakit," pungkas dr Rizqi.

191