Home Ekonomi Didampingi BOB, Giriarum Bangkitkan Corak Klasik Batik Tulis Warisan Nenek Moyang

Didampingi BOB, Giriarum Bangkitkan Corak Klasik Batik Tulis Warisan Nenek Moyang

Karanganyar, Gatra.com -Motif-motif klasik batik diaplikasikan ke bahan kain maupun suvenir ditawarkan di desa wisata di Desa Girilayu, Matesih Karanganyar, Jateng. Belanja di desa binaan Badan Otorita Borobudur (BOB)  ini diharapkan membangkitkan ekonomi kreatif wilayah tersebut dan jejaringnya.

"Motif klasik di sini sudah dikenal dan diwariskan selama 200 tahun terakhir. Kiblatnya dari Mangadeg seperti motif prasasti tugu tridarma dan alap-alap. Kreasi dari pembatik menambah corak isiannya," kata Nanang, pendamping Batik Girilayu di Rumah Batik Giriarum Matesih, Jumat (18/11).

Motif batik klasik juga dikembangkan ke motif kontemporer. Jenis batik tulis membedakan batik Girilayu dari seni batik lainnya. Kualitas batik tulisnya spesifik. Aplikasinya selain ke bahan kain juga ke sarung bantal sofa, tas, topi serta suvenir lainnya. Di rumah batik Giriarum, pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembatikan mulai nyanting (menggambar manual kain batik dengan tinta malam) hingga lorot (mencelup kain batik).

Ia mengatakan corak klasik batik Girilayu belum dipatenkan. Ia berharap pendampingan dari pemerintah mempercepat pendaftarannya sebelum diklaim pihak lain.

Pengembangan batik tulis Girilayu merupakan salah satu klaster usaha ekonomi kreatif fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur. BOB sebelumnya memberikan pelatihan kepada 57 orang yang tergabung dalam 8 kelompok. Mereka berasal dari Kabupaten Sragen dan Karanganyar.

Plh. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin mengatakan kegiatan pelatihan sudah dilakukan Juni-November 2022.

"Hari ari ini ajak para ritel ikut trip ke lokasi di Sragen dan Karanganyar. Agar melihat langsung potensi ekraf di dua lokasi ini," ujarnya saat tinjauan ke Rumah Batik Giriarum, Jumat (18/11).

Tinjauan diharapkan dapat menyakinkan para ritel modern akan keberadaan brand Batik Arga Praga yang merupakan kumpulan brand dari pelatihan yang telah sukses dilakukan. Selain di Rumah Batik Giriarum, tinjauan juga dilakukan di Kelompok Batik Mawastri dan Workshop Prada. Keduanya berada di Kabupaten Sragen Jawa Tengah.

"Setidaknya ada 27 motif batik yang dikembangkan dari dua kabupaten itu. Ke depan kolaborasi harus terus terjalin sehingga puluhan motif batik dapat dikemas dengan baik," katanya.

Lebih lanjut, Angin, sapaan akrabnya mengatakan pentingnya ekraf di sektor pariwisata. Sebab wisatawan saat ini sudah tidak lagi sekedar ke destinasi wisata dan melakukan kegiatan wisata. Pola wisatawan mengalami perubahan tren. Mereka juga mencari ciri khas yang otentik dari destinasi wisata yang dituju.

"Pariwisata tidak lagi orang berhenti dan healing, tapi ekraf bisa menjadi penyangga utama. Bisa jadi orang berbelanja dan berwisata, tidak terbatas. Sekarang tidak lagi orang datang berkeliling saja, tapi juga berkembang ke wellness tourism. Lebih memperlama waktu liburannya untuk belanja produk ekraf," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves, Rustam Effendi mencatat pentingnya simergitas antarsektor pemerintahan. Sebab hal itu menjadi kunci kesuksesan tercapainya kesejahteraan masyarakat.

"Catatan penting bukan kompetisi. Tapi bagaimana maju bersama menyejahterakan semua. Kita harus bangga menggunakan buatan Indonesia. Daripada belanja pemerintah yang tidak efektif, lebih baik dialokasikan ke sektor penyangga ekonomi," jelasnya.

Diketahui, pelatihan fesyen yang ditujukan kepada dua Kabupaten meliputi desain motif batik, pelatihan produksi purwarupa, pelatihan bisnis, pemasaran, pelatihan foto produk & branding, serta pendampingan digital marketing.

274