Home Ekonomi Benahi Kawasan Kumuh di Surakarta, SMF Bangun Rumah Baru untuk MBR

Benahi Kawasan Kumuh di Surakarta, SMF Bangun Rumah Baru untuk MBR

Surakarta, Gatra.com– PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakata dan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Dinas Cipta Karya, Kementerian PUPR merealisaikan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan Semanggi, Kelurahan Mojo, Surakarta yang diresmikan pada Jum’at (18/11).

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa program tersebut merupakan wujud dari komitmen Perseroan sebagai Special Mission Vehicle dalam pelaksanaan tujuan  pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya. Dalam hal pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan, hal ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ananta berharap Program Pembangunan Rumah Layak Huni di Kawasan Semanggi ini diharapkan menjadi sebagai salah satu upaya mengurangi kekumuhan di bantaran sungai. Juga turut membantu penanganan kemiskinan ekstrim, dengan merelokasi warga ke permukiman yang lebih layak sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

“Sebagai BUMN dibawah Kementerian Keuangan salah satu tugas kami adalah membantu pendanaan infrastruktur perumahan, salah satunya membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni," ungkap Ananta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/11).

Sumber dana SMF berasal dari APBN dan pasar modal, dan Program Kotaku ini merupakan program jangka panjang yang SMF lakukan dari Sabang sampai Merauke. "Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkannya bantuan ini dengan sebaik-baiknya dengan terus menjaga dan merawat rumahnya agar dapat emmberikan manfaat jangka panjang,” sambung Ananta.

SMF melalui program inisiatif strategisnya yaitu Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh mendirikan bangunan rumah baru baggi MBR di Kawasan Semanggi. Kawasan tersebut merupakan wilayah relokasi yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah Surakarta bagi warga yang sebelumnya bermukim di kawasan kumuh bantaran Sungai Pemulung Bengawan Solo.

Sebanyak 47 rumah layak huni telah rampung dibangun di wilayah RW 1 Kelurahan Mojo yang memiliki luas 3,72 Ha, yang merupakan bagian dari Kawasan Semanggi yang memiliki total luas 15.368 Ha. Pembangunan RLH tersebut diawali dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pada 17 Desember 2021 antara antara SMF, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Kota Surakarta yang dikoordinir oleh kementerian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Hal tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan proses pembangunan yang intensif sejak 25 Januari 2022, dengan menerapkan standar rumah layak huni yang merujuk pada standar Sustainability Development Goals (SDGs).

Melalui program ini SMF mengalirkan bantuan dana hibah sebesar Rp3,2 miliar dengan menggunakan anggaran  Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkanmelalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Surakarta menjadi kota  ke-13 yang diresmikan, dari total 16 lokasi yang sudah terealisasi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga NTT.

Sejak tahun 2019 hingga saat ini Perseroan telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sebanyak 370 rumah di 16 lokasi dengan serapan anggaran mencapai Rp27,64 miliar.

Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan apresiasiasi serta rasa syukurnya.
“Terima kasih, kami merasa senang dan merasa terbantu dengan program ini, dan hari Ini hari rumah-rumahnya sudah selesai, warga sudah menerima kuncinya dan bisa segera pindah hari ini, jadi rumahnya bisa segera ditempati, direlokasi,” ucapnya.

Salah satu warga penerima manfaat yaitu Suranto (52 tahun) merasa terharu dan mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan rumah tersebut. Ia beserta istri dan empat orang anaknya kini bisa tinggal di hunian yang lebih layak dibanding sebelumnya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada SMF, Kementerian Keuangan, Kementrian PUPR, Kotaku dan Pemerintah Surakarta. Rasa bangga saya hari ini tidak bisa terucapkan, karena kini saya bisa punya rumah sendiri yang lebih manusiawi, kalau  mau beli kan nggak bisa, kami tidak mampu,” ungkap Suratno terharu.

222