Home Nasional Hasil Survei OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia Naik

Hasil Survei OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia Naik

Jakarta, Gatra.com - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Frederica Widyasari Dewi menjabarkan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Tahun ini, literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia naik bila dibandingkan pada 2019 lalu.

"Hasil SNLIK menunjukkan indeks literasi keuangan naik menjadi 49,68% dibandingkan tahun 2019 sejumlah 38,03%. Indeks inklusi juga naik mencapai 85,1%, meningkat 8,91% dibandingkan periode 2019," katanya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Selasa (22/11).

Frederica mengatakan bahwa parameter indeks literasi keuangan meliputi sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, serta keyakinan yang disebut dengan well literate. Sementara, indeks inklusi keuangan berarti kondisi masyarakat yang pernah mengakses produk dan atau layanan jasa keuangan di lembaga keuangan formal.

Adanya penurunan gap antara indeks literasi dan indeks inklusi keuangan juga menjadi tanda positif. Frederica menyebutkan bahwa turunnya gap ini turut menjadi fokus dalam program yang dilakukan oleh OJK.

"Karena kalau kita lihat inklusi tinggi, bagus. Tapi kalau jauh dari literasi bisa berpotensi jadi masalah. Ini berarti banyak masyarakat menggunakan jasa keuangan tanpa mengetahui produk keuangannya," paparnya.

Berdasarkan gender, hasil survei juga menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan di kalangan perempuan. Tahun ini, indeks literasi keuangan perempuan mencapai 50,33%, sementara indeks inklusi perempuan mencapai 83,88%.

Frederica menyebutkan bahwa hal ini sejalan dengan sasaran utama sosialisasi kepada kaum perempuan. Menurutnya, peran perempuan penting dalam pengelolaan keuangan.

"Perempuan sebagai kelompok prioritas literasi dan edukasi keuangan karena pentingnya peran perempuan dalam pengelolaan keuangan keluarga dan memberi pendidikan keuangan terhadap anaknya," ucapnya.

Sementara berdasarkan wilayah, indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat perkotaan cenderung lebih tinggi. Tahun ini, indeks literasi masyarakat perkotaan mencapai 50,52%, dan indeks inklusi mencapai 86,73%. Meskipun lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan, Frederica mengatakan bahwa terjadi peningkatan indeks literasi dan inklusi masyarakat pedesaan. Pada 2016, indeks literasi masyarakat pedesaan sejumlah 23,90%, dan pada tahun ini jumlahnya mencapai 48,43%.

Survei ini dilakukan setiap tiga tahun sekali. Metode multistage random sampling digunakan dengan jumlah responden pada tahun ini mencapai 14.634 responden. Jumlah ini meliputi masyarakat dari 34 provinsi dengan tingkat keyakinan 99%.

83