Jakarta, Gatra.com - Pemerintah sedang terus menggalakkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). EBT merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan dianggap sebagai sumber energi masa depan pengganti sumber energi fosil yang tak bisa diperbarui dan suatu saat akan habis dari alam.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai Badan Usaha Milik Negara (PLN) memberikan penghargaan tersendiri bagi pelanggan perusahaan yang telah memanfaatkan EBT.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk, adalah salah satu perusahaan yang telah menggandeng PLN dalam rangka penyediaan serta penggunaan EBT. Sido Muncul telah melakukan penandatanganan nita kesepahaman (MoU) dengan PLN di lokasi Agro Wisata Pabrik Sido Muncul, Semarang, pada Rabu (26/10) lalu.
Atas komitmen pemanfaatan RBT ini, PLN telah menganugerahi sertifikat The First National Customers Categori Herbal Medicine Company Receiving Renewable Energy Certificate (REC) kepada Sido Muncul. REC merupakan salah satu inovasi produk hijau kelistrikan dari PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan energi listrik tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastrukturnya.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menjelaskan bahwa 100% sumber daya listrik yang dibeli Sido Muncul dari PLN telah menggunakan energi listrik REC. Dengan begitu, saat ini Sido Muncuk telah menggunakan sumber energi ramah lingkungan sebesar 95%. Dengan rincian EBT 84% yang terdiri dari biomas didapat dari ampas jamu dan wood chip (51%), PLTS (2%), REC (31%), gas bumi (11%) dan sumber energi fosil sebesar 5%.
Tak hanya itu, Sido Muncul juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan memasang panel surya di atap pabriknya di Semarang. "Operasional panel surya ini juga sebagai bentuk upaya Sido Muncul dalam penyediaan dan penggunaan EBT, sehingga diharapkan bisa ikut mempercepat tercapainya target pengurangan emisi karbon," kata Irwan dalam siaran pers, Jumat (18/11/2022).
Menurut Irwan, Sido Muncul menyadari, bahwa peralihan sumber energi dari sumber energi fosil ke EBT merupakan revolusi energi yang harus didukung. Hal ini berkaitan dengan antisipasi sumber energi sipil yang makin menipis dan gerakan global menangkal persoalan lingkungan seperti pencemaran udara dan perubahan iklim akibat pemanasan global.***
