Home Regional Festival Tenun Internasional 2022 Resmi Dibuka di Kawasan Candi Borobudur

Festival Tenun Internasional 2022 Resmi Dibuka di Kawasan Candi Borobudur

Magelang, Gatra.com - Dirjen Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengungkapkan kesan saat mengikuti pembukaan Festival Tenun Internasional 2022 "Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari", Magelang

"Kegiatan jelas, kita lagi mengangkat kembali wastra nusantara, khususnya tenun Sumba. Sebuah karya luar biasa dari Sumba yang menampilkan berbagai macam karya," ujarnya di Kawasan Percandian Borobudur, Magelang, Rabu malam (30/11).

Selain itu, Hilmar Farid juga menambahkan dengan dihadirkannya festival berkesan ini di Kawasan Borobudur yakni untuk memanfaatkan kawasan taman yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan seperti ini atau kegiatan yang bersifat kebudayaan dan pelestarian budaya.

"Ini salah satu wujud konkritnya Tenun Sumba, kita hadirkan di kompleks candi Borobudur," jelasnya.

Selanjutnya, Sosok Kepakaran Wastra Edward Hutabarat turut menyatakan dirinya dalam mengusung tema festival ini memerlukan kesempatan hingga 20 tahun untuk perjalanan ke tanah Sumba.

"Baru kesempatan sekarang ada, karena membuat ini perlu tim yang solid. Ketika Pak Farid mengundang saya mewujudkan itu yang paling susah membentuk infrastruktur tim, tapi dengan dukungan penuh, ini semua terjadi, rencana saya bisa enggak mencari membuat show hujan buatan. Tapi tuhan berkehendak hujan beneran," terangnya setelah pergelaran Fashion Show di Kawasan Candi Borobudur, Magelang.

Seperti wastra nusantara lain yang sarat akan nilai budaya yang tinggi, kain tenun Sumba memiliki keindahan dari motif yang variatif dan nilai filosofis yang harus tetap dijaga.

Hal tersebut yang membuat Edward Hutabarat selalu menjaga pakem dari kain tersebut ketika mengembangkannya. Pakem ini selalu dijaga karena kain Sumba [juga kain-kain peradaban dari kepulauan lain) adalah Kain Peradaban].

"Mereka dicipta untuk melengkapi sebuah seremoni, mulai dari kelahiran, perkawinan, hingga kematian. Di balik keindahan kain tenun ini, ada serangkaian proses yang panjang dan tidak mudah," jelasnya.

Hal ini juga turut merepresentasikan kesabaran penenun lokal dalam membuat kain tenun tersebut. (Gatra/Suci)

240