Home Ekonomi Harga Telur Ayam Melejit, Para Peternak Rumah Bersama Sepakat Bantu Stabilkan Harga

Harga Telur Ayam Melejit, Para Peternak Rumah Bersama Sepakat Bantu Stabilkan Harga

Jakarta, Gatra.com - Peternak telur ayam yang terdiri dari Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar dan Koperasi Srikandi Blitar bergabung dalam Rumah Bersama sepakat membantu pemerintah menstabilkan harga telur di wilayah Jabodetabek. Diketahui, harga telur ayam ras di DKI Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari belakangan mengalami kenaikan signifikan hingga menyentuh Rp30.000 per kilogram.

"Kami mencoba mengatur harga supaya tidak terus naik," kata Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (1/12).

Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur ayam saat ini disebabkan adanya lonjakan permintaan jelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2023. Menurutnya, gejolak permintaan telur begitu kuat di Jawa maupun di luar Jawa.

Yudianto menjelaskan, sebelumnya pihaknya terus melakukan sosialisasi dan mengimbau para peternak untuk meredam kenaikan harga. Sebab, apabila dibiarkan harga telur ayam di Jakarta dikhawatirkan terus melesat hingga di atas Rp30.000 per kilogram.

Tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa peredaman harga telur ayam hanya bisa bertahan 2-3 hari. Setelah itu, harga telur ayam secara partai terus melonjak tak terkendali.

"Kami melihat di lapangan ada yang sudah Rp28.000 (per kg), Rp28.500 dan ada yang Rp29.000. Semua ini adalah harga partai, terutama di Jawa Barat," ungkapnya.

Karena itu, para peternak yang tergabung dalam Rumah Bersama mengaku telah membuat kesepakatan untuk menjual telur ayam di Jakarta secara partai besar dengan harga maksimal Rp27.500 per kilogram.

"Itu termasuk ongkos angkut dan kertas atau rak telur," ucapnya.

Adapun alasan para peternak Rumah Bersama menyepakati harga partai sebesar Rp27.500 per kilogram untuk penjualan wilayah Jakarta lantaran angka itu dianggap adil bagi seluruh peternak dari sejumlah wilayah. Menurutnya, dengan penjualan harga telur secara partai bersar Rp27.500 per kilogram, peternak hanya menjual secara bersih sekitar Rp25.800 karena harus dikurangi ongkos kirim sekitar Rp1.200 per kilogram.

Ia pun menegaskan, saat ini harga penjualan peternak sebesar Rp27.500 per kilogram untuk partai besar tidak bisa disandingkan dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp24.000 per kilogram karena adanya kenaikan biaya transportasi akibat penyesuaian harga BBM.

Para peternak, kata Yudianto mengaku sudah memperhitungkan bahwa kondisi lonjakan harga telur saat ini tidak akan berlangsung selamanya. Melainkan hanya karena jelang momen libur akhir tahun dan penyelesaian program penyaluran bantuan sosial pemerintah berupa bahan pokok termasuk telur.

"Jadi dengan harga Rp27.500 ini diharapkan kondisi akan menjadi mereda dan stabil," imbuhnya.

Berdasarkan pantauan Gatra.com dari situs Informasi Pangan Jakarta per 1 Desember 2022 rata-rata harga telur di Jakarta mencapai Rp30.628 per kilogram. Harga tertinggi ada di Pasar Glodok yang mencapai Rp34.000 per kilogram. Sedangkan harga terendah berada di Pasar Kebayoran Lama sebesar Rp28.000 per kilogram.

Teranyar, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan bahwa harga telur ayam ras pada November 2022 tercatat naik 17,11% (yoy) secara tahunan menjadi Rp27.476 per kilogram. Kenaikan harga telur ayam ras memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,02%.

"Kenaikan harga telur ayam ras ini disebabkan oleh kondisi afkir dini dan peningkatan permintaan pada November 2022," imbuh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers hari ini.

295