Home Kesehatan YOAI, Dharmais dan CHAI Edukasi tentang Kanker pada Anak 

YOAI, Dharmais dan CHAI Edukasi tentang Kanker pada Anak 

Jakarta, Gatra.com- Yayasan Onkologi Anak Indonesia, berkolaborasi dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais dan didukung oleh CHAI (Clinton Health Access Initiative) terus melakukan edukasi tentang kanker pada anak, baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat awam. Terlebih di masa pandemi COVID-19, di mana akses ke pelayanan kesehatan dibatasi.

“Kegiatan awareness ini diharapkan akan semakin meningkatkan awareness bagi tenaga kesehatan tentang Deteksi Dini Kanker pada anak," ungkap Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. R. Soeko W Nindito dalam diskusi virtualnya untuk para Kader Puskesmas dengan topik “Pengenalan Gejala Dini Kanker pada Anak”, Sabtu (3/12).

Acara yang berlangsung Sabtu (3/12) di RS Kanker Dharmais ini dihadiri kader Puskesmas Jakarta Barat binaan RS Kanker "Dharmais" dan peserta online adalah kader Puskesmas dari seluruh Jakarta dan seluruh Indonesia.

Sejalan dengan transformasi sistem kesehatan di Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehata, dr Soeko mengatakan, penanganan kanker merupakan salah satu yang menjadi prioritas di antara penyakit lain. Dengan adanya awareness ini diharapkan pasien yang datang ke rumah sakit berada dalam kondisi stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik lagi.

"Rumah Sakit Kanker Dharmais saat ini sedang membangun sebuah gedung yang akan menjadi pusat dari pelayanan kanker bagi wanita dan anak, di mana di dalamnya terdapat teknologi-teknologi terbaru, termasuk pengobatan presisi untuk penyembuhan kanker pada anak “ ujar Soeko.

Data WHO tahun 2020 menunjukkan, setiap tahun ada sekitar 400.000 anak dan remaja/ terdiagnosis kanker. Di Indonesia, sekitar 11.000 anak terdiagnosis kanker setiap tahun.

Data dari Sistem Registrasi Kanker di Indonesia tahun 2016 memperlihatkan, ada 18 per 100.000 anak terdiagnosis kanker pada kelompok usia 0-5 tahun, dan 10 per 100.000 anak untuk kelompok usia 5-14 tahun.

Angka kesembuhan kanker pada anak akan lebih baik jika diobati pada stadium dini. Di negara maju, angka kesembuhan mencapai 80%, sementara di negara berpenghasilan sedang dan miskin, hanya 20% angka kesembuhan akibat diagnosis yang terlambat, serta terapi dan terapi pendukung yang terbatas.

Ketua Umum YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir menambahkan, Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun ini telah mengubah seluruh aspek kehidupan, termasuk pelayanan kesehatan dan menjadi tantangan bagi sistem-sistem kesehatan di seluruh dunia. "Khususnya mengenai penanganan kanker pada anak," ujarnya.  

Menurut dia, hasil ulasan dan diskusi dengan dokter anak dari Rumah Sakit Kanker "Dharmais", pasien kanker anak baru yang terdiagnosis sebagian besar sudah dalam stadium lanjut, sehingga tidak sedikit yang mendapatkan penanganan paliatif. "Keterlambatan diagnosis dan pengobatan bagi pasien kanker anak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat kewaspadaan dari anggota keluarga yang perlu ditingkatkan,” paparnya.

Country Director oleh CHAI Indonesia, dr. Atiek Anartati, MPH & TM menyebut, kanker anak bisa menyerang siapa saja. Karenanya, mengetahui gejala dan deteksi dini sangat penting diketahui orang tua dan masyarakat umum. "Peran kader kesehatan yang sehari-hari dekat dengan masyarakat menjadi sangat penting dalam menyampaikan informasi kepada orang tua dan mengetahui gejala dini kanker anak sehingga dapat ditangani segera dan mencegah komplikasi,” ungkapnya.

 

 

269