Home Apa Siapa Merayakan Kepedulian dalam Festival Warga Bantu Warga

Merayakan Kepedulian dalam Festival Warga Bantu Warga

Jakarta, Gatra.com - Suatu ketika, Azahra Hikmah, mahasiswi jurusan Perbankan semester 6, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka (Uhamka) pusing tujuh keliling. Betapa tidak, ayah Ara--sapaan akrab Azahra, kena PHK sehingga terpaksa jadi juru parkir minimarket. Padahal saat itu sang ibunda juga harus operasi katarak dalam waktu dekat. Ara pun terancam putus kuliah karena kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Syukurlah, ancaman itu tidak menjadi kenyataan, karena Ara mendapat bantuan dari program Celengan Beasiswa Narasi, untuk kuliah, makan hingga biaya operasi katarak. Kini, setahun berlalu, Azahra lulus dan mewujudkan cita-citanya.

Begitulah salah satu program kepedulian dan membangun solidaritas antarwarga Kitabisa.com yang menggelar festival "Warga Bantu Warga" yang digelar pada Ahad (4/12). Festival ini menghadirkan sejumlah figur kondang seperti Andien, Adinia Wirasti, hingga Najwa Shihab, Awkarin dan Sakdiah Maruf di Creative Hall M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Pada ‘Festival Warga Bantu Warga’ ini selain ada lelang barang-barang milik para selebritas yang hasilnya untuk donasi bagi warga, juga digelar talk show dengan para bintang tamu. Pada sesi pertama Sakdiah Maruf sebagai moderator, memandu acara dengan pembicara penyanyi Andien Aisyah dan artis Adinia Wirasti. Ada juga Zuma selaku Ketua LBH Apik, dan Justitia Avila Veda dari Kolektif Advokat untuk Kesetaraan Gender. Pada sesi ‘Obrolan Kawan Puan’ ini dipandu oleh Astryovie dan Nobi selaku master of ceremony (MC).

Pada sesi ini, mereka berbicara mengenai Kawan Puan dan upaya gotong royong untuk melawan kekerasan berbasis gender, khususnya terhadap perempuan, baik di lingkungan dunia hiburan maupun di kehidupan sehari-hari. "Bersuara tidak semudah itu," ujar Sakdiah. "Setiap penyintas yang mau bicara, menjadi langkah untuk menyelamatkan penyintas lain," lanjutnya. Dari sesi ini, didapati bahwa collective care alias kepedulian bersama sangatlah dibutuhkan untuk menghadapi kekerasan seksual.

Berlanjut ke sesi kedua, bertajuk Kenangan Mantan Jadi Berkah dengan Karin Novilda alias Awkarin sebagai pembicara. Pada sesi ini, Karin membicarakan soal Gerakan Sadar Peduli, gerakan untuk membantu orang yang punya masalah mental. Program yang berawal dari konten-konten membahas isu sensitif seputar masalah mental dari 2019 itu akhirnya terealisasi bersama Kitabisa.com. Sejak terealisasi, program itu terus mendapat respons positif oleh puluhan ribu orang.

Kemudian, dari sana Karin juga membuka Pasar Barang Mantan yang keseluruhan hasilnya akan jadi donasi. Dari hasil diskusi bersama Kitabisa.com, melahirkan ide melelang barang mantan yang penuh suka dan duka. "Daripada bikin sedih doang kalau dilihat, mending digunakan untuk yang lebih baik," tutur Karin. 

Sudah banyak yang menyumbang barang untuk dilelang, termasuk artis-artis seperti Andien dan Karin sendiri. Nantinya, disebut oleh Karin, hasil penjualan di Pasar Barang Mantan akan diteruskan ke peristiwa-peristiwa yang membutuhkan. "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain," kata Karin menutup sesinya.

Selanjutnya, acara ke sesi tiga bersama Najwa Shihab, bertajuk Syukuran Dampak Celengan Beasiswa Narasi. Najwa mengungkap cikal bakal Celengan Beasiswa Narasi adalah dari curhatan beberpaa orang yang tidak bisa kuliah karena kesulitan membayar. Dari sana, Narasi dan Kitabisa.com pun bekerja sama membuat Celengan Beasiswa Narasi.

Mengenai fundraising atau penggalangan dana untuk pendidikan, termasuk yang tahunannya paling tinggi. Namun, dinilai Najwa karena tidak langsung kelihatan di depan mata seperti donasi bencana, jadi agak susah mengumpulkan dana pendidikan. Meski begitu, selama 1,5 tahun, sudah Rp2,1 miliar terkumpul. Dari sana, sudah 252 mahasiswa terbantu, baik yang di tengah perkuliahan maupun yang baru mau memulai. "Insyaallah mudah-mudahan terus bertambah," kata Najwa .

Tidak ada batas minimum sumbangan. Jadi, meski ada yang donasi hanya Rp3--5rb, Najwa tetap bersyukur karena dari jumlah-jumlah yang relatif sedikit tetap bisa jadi banyak. "Nyatanya sudah ratusan yang bisa terbantu," ujar Najwa.

Mengenai alasan kenapa harus beasiswa kuliah, selain karena pendidikan dasar sampai menengah seharusnya sudah dibiayai pemerintah, Najwa menjelaskan bahwa menurutnya kuliah itu adalah untuk mematangkan seseorang.

Bagi Najwa, kuliah adalah tahapan hidup yang betul-betul akan bisa membuat seseorang jadi lebih baik dari sebelumnya. "Kalau kuliahnya benar, ya, bukan cuma ngejar IPK doang, tapi bener-bener kuliah, nyari teman, berjejaring, berorganisasi, dan sebagainya. Saya merasa kita belajar jadi manusia dewasa di kuliah," sebut Najwa.

Celengan Beasiswa Narasi juga tidak terbatas untuk kuliah, tetapi juga penunjang lain. Misalnya, salah satu penerima beasiswa, Azahra Hikmah tadi. Menutup sesi, menjawab alasan pribadi Najwa membuat program Celengan Beasiswa Narasi bersama Kitabisa.com, adalah sebagai upaya kecil untuk membayar sedikit rasa tanggung jawab dari yang sudah diperoleh.

"Abi (ayahnda Najwa) bisa jadi doktor karena beasiswa, saya juga S-2 dapat beasiswa. Jadi saya merasa berhutang. Saya merasa jadi bagian dari orang-orang yang punya tanggung jawab karena punya privilege," ujar Najwa.

Menurut Najwa, nantinya, penerima beasiswa akan merasa punya beban. Namun, menurutnya juga, tanpa terbebani pun, para penerima beasiswa juga akan punya rasa tanggung jawab karena menerima terusan amanah dari orang lain.

"Itu yang betul-betul akan membuat kita ingat selalu. Setiap ilmu yang kita dapatkan, setiap ilmu yang kita pelajari, ada banyak jeri payah orang di belakangnya. Dan itu yang akan jadi pengingat kita untuk meneruskan kebaikan itu. Karena tanggung jawabnya, bebannya, dan juga kenikmatan memberi," ungkap Najwa.

Sebagai penutup, Najwa pun menyampaikan hadis titipan sang ayah, Muhammad Quraish Shihab: "Orang yang menempuh ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Dan logikanya, yang akan juga diluruskan jalan ke surga juga orang-orang yang memperlancar jalannya." 

248