Home Nasional Survey Kepuasan Publik di Bidang Ekonomi Paling Rendah, Bahlil Bela Jokowi

Survey Kepuasan Publik di Bidang Ekonomi Paling Rendah, Bahlil Bela Jokowi

Jakarta, Gatra.com - Hasil Survey Poltracking Indonesia terkait politik ekonomi Indonesia akhir tahun 2022 menunjukkan 73,2% masyarakat puas terhadap kinerja Pemerintah Jokowi-Maruf. Namun, kepuasan masyarakat di bidang ekonomi dan penegakan hukum menjadi yang terendah dengan masing-masing sebesar 64,5% dan 62,9%.

Menanggapi hasil sruvei di bidang ekonomi itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pun membela atasannya. Menurut dia, kepemimpinan Jokowi justru sangat baik dalam menjaga perekonomian RI di tengah ketidakpastian global. Ia mengatakan hampir semua negara di dunia saat ini mempunyai isu yang sama terkait ekonomi pasca-pandemi dan konflik geopolitik Ukraina-Rusia.

"Tapi apa yang terjadi? Pertumbuhan ekonomi nasional kita masih salah satu yang terbaik di dunia," ujar Bahlil dalam rilis survey nasional Poltracking Indonesia secara virtual, Kamis (8/12).

Bahlil pun memamerkan sejumlah capaian kabinet Jokowi dalam menjaga ekonomi di tengah gejolak global. Mulai dari pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5% sepanjang 2022; inflasi di bawah 6%; hingga tingkat konsumsi dalam negeri yang terbilang memuaskan.

"Ini mencerminkan bahwa kepemimpinan Pak Jokowi dalam mengarahkan kabinetnya membuat kebijakan itu betul-betul tepat sasaran," tutur Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil memuji Presiden sebagai seorang pemimpin yang out of the box dalam menyelesaikan masalah yang ada. Misalnya, kata dia, Jokowi menggunakan cara yang tak biasa dalam mengendalikan inflasi. Padahal, menurut dia, yang umum dilakukan untuk mengendalikan inflasi selama ini hanya dengan penyesuain tingkat suku bunga acuan oleh bank sentral.

Semantara Jokowi, kata Bahlil, detail dalam menyelesaikan masalah inflasi dengan menentukan mana komoditas penyumbang inflasi terbesar. Kemudian presiden mengambil kebijakan subsidi logistik untuk mobilisasi komoditas pangan dari daerah surplus ke daerah defisit menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Ini rumus baru, tidak lazim dilakukan oleh kepala negara sebelumnya," sambung Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa mengelola negara dalam keadaan krisis tidak mudah. Menurutnya, jiwa kepemimpinan yang kuat dan koordinasi baik yang dilakukan Jokowi membawa RI sukses menjaga ekonominya.

"Dinamika kondisi negara setiap saat berubah-ubah, dibutuhkan intuisi dan leadership yang kuat," tandas Bahlil. 

101