Home Ekonomi Gardu Listrik Blok Rokan Terbakar, Produksi Minyak Anjlok

Gardu Listrik Blok Rokan Terbakar, Produksi Minyak Anjlok

Jakarta, Gatra.com - Gardu listrik di kawasan Blok Rokan, blok minyak milik PT Pertamina (persero), terbakar pada Rabu, 7 Desember kemarin. Dari video yang beredar di media sosial, tampak trafo listrik yang berada di wilayah balai pungut, kecamatan pinggir, kabupaten bengkalis itu mengeluarkan asap hitam pekat.

Pengelola blok rokan, PT Pertamina Hulu Rokan, sedang menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran. Hingga saat ini gedung perkantoran sudah mendapat pasokan listrik kembali.

Meski demikian, karena insiden tersebut, produksi minyak Blok Rokan sempat terjun bebas. Berdasarkan informasi yang dihimpun GATRA, produksi minyak blok rokan turun dari rata-rata 161.000 barel per hari ke 70.000 barel per hari.

Itu artinya, selama beberapa hari ini, PHR kehilangan sekitar 91 ribu barel per hari atau sekitar kehilangan 60% dari total produksi. Jika kondisi ini terjadi selama dua hari saja, yaitu Rabu dan Kamis, maka potensial loss sekitar 182 ribu barel per hari atau sekitar Rp200an miliar dengan asumsi harga minyak mentarh USD80 per barel.

Ketika dikonfirmasi mengenai penurunan ini, VP Corporate Affairs PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Ariffianto irit berkomentar. Menurut Rudi, per Jumat kemarin, restorasi ketenagalistrikan untuk Blok Rokan sudah 100%.

“Alhamdulillah proses restorasi ini berjalan lancar dan cepat sehingga pemulihan produksi melalui aktivitas sumur juga berjalan baik. Update per hari ini bahkan aktivasi sumur telah 100%,” ujarnya ketika dikonfirmasi GATRA, (10/12/2022).

Blok Rokan merupakan salah satu sumber minyak mintah terbesar Indonesia. Menyumbang 26% dari total produksi nasional. Sejak Agustus 2021, Pertamina resmi mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia.

Blok Rokan menjadi salah satu tumpuan SKK Migas untuk bisa mencapai target produksi minyak bumi 1 juta barel per hari. Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Sucipto selalu berjanji akan meningkatkan produksi dan lifting minyak bumi sebanyak 1 juta barel per hari.

Sayangnya sampai saat ini, target Dwi Sucipto belum tercapai. Produksi minyak bumi masih berkisar 600an ribu barel per hari, masih jauh panggang dari api.

495