Home Kesehatan Edukasi tentang Irama Jantung, Siloam Hospitals Gelar Seminar All About Aritmia dan Advanced Heart Failure

Edukasi tentang Irama Jantung, Siloam Hospitals Gelar Seminar All About Aritmia dan Advanced Heart Failure

Jakarta, Gatra.com- Detak jantung atau kelistrikan pada jantung dapat diukur dengan irama jantung. Umumnya, irama jantung dapat dibedakan menjadi irama normal dan irama abnormal.

Salah satu kondisi irama jantung yang abnormal adalah aritmia. Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang berupa detak jantung yang tidak normal, tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat.

Kondisi ini terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik. Seringkali gangguan aritmia ini tidak disadari oleh pasien dan dapat berakibat fatal yang dapat mengakibatkan penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit katup jantung, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung.

Spesialis kardiologi Siloam Hospitals, Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP (K) mengatakan, salah satu tindakan yang dapat membantu pasien yang mengalami aritmia adalah dengan menggunakan alat pacu jantung. Alat ini, tambah dia, dapat membantu pasien aritmia dengan irama jantung yang lambat untuk dapat aktif kembali.

"Teknologi alat pacu jantung telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya, sehingga dapat menghindari ketidak-nyamanan pasca-pemasangan alat pacu jantung, dan makin bermanfaat untuk kualitas hidup jangka panjang dari penderira aritmia," kata dia dalam seminar kardiologi dengan tema "Advances Clinical in Cardiology", di Jakarta dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (12/12).

Spesialis kardiologi Siloam Hospitals, Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP (K). (GATRA/Dok Siloam Hospitals)

Sehubungan dengan aritmia, dr. Leonardo Paskah Suciadi, SpJP, FIHA, FESC juga mengatakan, sekitar 10%-15% penderita gagal jantung tergolong sebagai stadium lanjut yang ditandai dengan gejala persisten terapi standar obat-obatan tidak responsif atau tidak dapat ditolerir.

Kondisi ini, lanjutnya, berkaitan dengan angka kematian yang tinggi yaitu sekitar 70%-80% dalam 1 tahun. Pilihan terapi untuk gagal jantung lanjut meliputi transplantasi jantung atau implan pompa jantung artifisial (left ventricular assist device/LVAD).

dr. Leonardo menjelaskan, dengan teknologi terbaru LVAD, angka keberlangsungan hidup penderita gagal jantung lanjut dapat mencapai 58% dalam 5 tahun, setara dengan angka keberlangsungan hidup pasca-transplantasi jantung yaitu sekitar 65% dalam 5 tahun.

Menurut dr. Leonardo, penderita gagal jantung lanjut yang ditopang LVAD memiliki rata-rata harapan hidup hingga 5-6 tahun. Tentunya dengan kualitas hidup lebih baik pada karenakan terbebas dari gejala gagal jantung yang selama ini tidak teratasi.

"Hal ini akan memungkinkan penderita dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari skala ringan secara mandiri," terangnya.

dr. Leonardo Paskah Suciadi, SpJP, FIHA, FESC. GATRA/Dok Siloam Hospitals)

Wakil Presiden Direktur Siloam, Caroline Riady menngatakan, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional dan merayakan pencapaian Siloam terkait tindakan kardiologi, pihaknya berharap banyak masyarakat Indonesia makin sadar pentingnya kesehatan jantung dan pembuluh darah.

"Siloam Hospitals akan terus berinvestasi dan melayani seluruh masyarakat Indonesia untuk mencegah dan menangani penyakit kardiovaskular dan menuju Indonesia yang lebih sehat," ujarnya.

Siloam Hospitals memiliki dan mengoperasikan jaringan rumah sakit swasta terbesar dengan total 41 rumah sakit yang tersebar di 28 kota di Indonesia. Dengan jangkauan ini, Siloam Hospitals mampu untuk bekerja sama dengan para spesialis kardiovaskular di seluruh Indonesia.

272