Home Ekonomi BLT Sapu Jagat Tahap II Sasar Klaster Industri Tahu Tempe

BLT Sapu Jagat Tahap II Sasar Klaster Industri Tahu Tempe

Karanganyar, Gatra.com - Bantuan Perlindungan Sosial Dampak Inflasi atau disebut BLT Sapu Jagat tahap II menyasar pemilik usaha tahu tempe. Bahan baku kedelai impor dianggap paling rawan terdampak inflasi.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono memerintahkan Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian untuk mendata calon penerima bantuan langsung tunai itu. Di tahap I pencairan, dana bersumber 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) atau sekitar Rp 4,7 miliar itu telah disalurkan Rp1,353 miliar. Sasarannya di tahap I adalah warga miskin yang belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah dan pemilik usaha terdampak inflasi seperti sopir angkutan umum, ojek online, ojek pangkalan dan pedagang kecil. Mereka didata oleh Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Dinsos.

Lebih lanjut Bupati Juliyatmono mengatakan, sasaran BLT Sapu Jagat ke pengusaha tahu tempe tidak menyalahi instruksi pemerintah pusat perihal bantuan perlindungan sosial dampak inflasi.

"Enggak melulu harus warga miskin. Tapi yang terdampak inflasi seperti pengusaha tahu tempe. Sekarang ini, kedelai impor hampir menembus Rp16 ribu perkilogram. Kasihan pengusaha jadi rentan jatuh miskin. Mereka juga bingung menyiasati produksi maupun harga jual. Mau diperkecil ukuran lagi sudah enggak masuk. Mau menaikkan harga malah diprotes pembeli," katanya, Senin (12/12).

Ia menarget pembagian BLT tahap II ke klaster pengusaha tahu tempe selesai Desember 2022. Sehingga, dinas terkait diminta cepat mendata sekaligus verifikasi. Adapun pencairannya via rekening Bank Jateng. Mengenai besarannya, ia menyebut tak berbeda jauh dari yang sudah diberikan ke sasaran tahap I. Sebagai informasi, PKL, warga miskin, pengemudi angkutan umum menerima BLT Sapu Jagat rapelan tiga bulan. Mereka menerima per orang Rp450 ribu-Rp750 ribu.

Jika dihitung, sisa BLT yang masih di kas daerah sekitar Rp2,7 miliar.

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Karanganyar, Kurniadi Maulato mengatakan sisa BLT sebenarnya masih bisa dipakai meski sudah melewati akhir tahun anggaran 2022.

"Kalau belum selesai, bisa dianggarkan lagi tahun depan," katanya.

116