Home Nasional Kata Komisi I DPR RI Soal ‘Pekerjaan Rumah’ Panglima TNI Yudo Margono

Kata Komisi I DPR RI Soal ‘Pekerjaan Rumah’ Panglima TNI Yudo Margono

Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengatakan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hanya memiliki waktu efektif selama 9 bulan untuk menjalani tugas sebagai panglima. Oleh karena itu, menurut dia, pekerjaan rumah pertama yang mesti dilaksanakan Laksamana Yudo Margono adalah kedaulatan maritim.

"Dalam masa bakti yang sangat sedikit, bulan 11, sudah selesai, pensiun Pak Yudo. Bulan Oktober (tahun depan) itu sudah ada fit and proper test lagi, sehingga hanya mungkin 9 bulan beliau efektif bekerja," jelas Hasanuddin saat dihubungi Gatra.com, Selasa (13/12).

Adapun mengenai kedaulatan maritim, Hasanuddin mengatakan, pekerjaan tersebut bukan pekerjaan yang enteng. Sebab, TNI perlu melibatkan Bakamla hingga Polisi Air dan Udara (Polairud). “Misalnya Menteri Kelautan dan sebagainya. Ini perlu ada sinergitas dari seluruh komponen itu di laut,” tambahnya.

Hasanuddin memaparkan Indonesia belum menerapkan kedaulatan maritim dan masih memiliki konsep tentang undang-undang keamanan laut yang kemudian dapat diaplikasikan dalam menjaga kedaulatan maritim. “Jadi, apa yang bisa dikerjakan oleh panglima TNI sekarang, kerjakan, beresin apa yang dia bisa dalam waktu 8 bulan ini,” tandasnya.

Saat ditanyakan apakah poros maritim dunia dapat dilakukan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Hasanuddin menjawab tidak semudah itu karena sebaiknya Panglima TNI mengerjakan apa yang sudah dikerjakan oleh Panglima TNI sebelumnya sebisa mungkin.

Hasanuddin juga menyampaikan, jika Panglima TNI Yudo Margono ingin membangun keamanan siber dalam waktu singkat tergantung apakah mengamankannya di laut, lembaga TNI secara umum, atau nasional. Ia menaksir, dalam masa bakti yang singkat, Yudo bisa memaksimalkan keamanan siber di lingkup lautan dan TNI saja. 

Meski demikian, menurut Hasanuddin, dunia siber nasional  membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dibangun sistemnya. “Tidak ada program siber yang selesai seratus persen karena alat perlengkapan, teknologi siber itu tiap tahun berkembang. Itu mesti diikuti terus,” tandasnya.

94

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR