Home Nasional Menuju 2023, Ini Tantangan di Sektor Pertanian

Menuju 2023, Ini Tantangan di Sektor Pertanian

Jakarta, Gatra.com - Isu resesi pada 2023 mendatang membayangi berbagai sektor. Peneliti Institutefor Development of Economics and Finance (INDEF), Rizal Taufikurahman menjelaskan bahwa dalam aspek ketahanan pangan, diperlukan pemahaman atas permasalahan yang ada sehingga nantinya mampu membawa solusi dan mitigasi masalah.

"Ketahanan pangan itu meliputi tiga aspek, yaitu produksi konsumsi dan distribusi. Saya menyoroti produksi. Di tengah krisis global, ini jadi poin penting. Ada tantangan dan kendala ketahanan pangan di tengah krisis pangan," ujarnya dalam webinar bertajuk Outlook Sektor Pertanian 2023: Dampak, Tantangan dan Upaya Menghadapi Resesi Global Tahun 2023, Jumat (16/12).

Ia memaparkan bahwa terdapat beberapa kendala yang akan dihadapi, salah satunya terkait dengan ketahanan pangan secara global. Data menunjukkan bahwa pada 2021, terdapat 828 juta orang terkena dampak kelaparan. Jumlah ini jauh lebih tinggi 46 juta orang dibanding pada 2020, atau lebih tinggi sebanyak 150 juta orang dibanding pada 2019.

"Pangan menjadi satu komoditas penting sebelum pandemi, saat pandemi, bahkan pasca pandemi," ucapnya.

Situasi global terkait perang Rusia dan Ukraina turut menjadi tantangan yang akan dihadapi. Sebab, perang ini turut mempengaruhi harga pangan dan energi secara global. Rizal mengatakan bahwa ketika harga pangan dan energi naik, maka turut berdampak pada harga pupuk. Dengan cost yang lebih besar, sektor pertanian harus siap dalam menghadapinya.

Tantangan terkait dengan krisis iklim turut harus diwaspadi. Cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini kerap terjadi akan mempegaruhi produksi pertanian. Rizal menyebutkan bahwa curah hujan harus diperhatikan di wilayah tanam komoditas tertentu.

Selain itu, turunnya jumlah pelaku produksi pangan menjadi persoalan yang harus dibenahi. Pemerintah harus mampu meningkatkan jumlah petani, sebab produksi domestik harus ditingkatkan.

Terakhir, ia menyebutkan bahwa perkembangan teknologi harus dimaksimalkan dalam upaya meningkatkan produksi pangan. Inovasi rekayasa dan bibit unggul mampu dipilih sehingga bisa meningkatkan produktivitas.

511