Home Internasional AS Kutuk Peluncuran Rudal Terbaru Korea Utara

AS Kutuk Peluncuran Rudal Terbaru Korea Utara

Washinton, D.C, Gatra.com - Amerika Serikat pada hari Senin mengutuk peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara dan dianggap sebagai ancaman bagi kawasan dan memperbarui tawaran diplomasi untuk menyelesaikan perbedaan.

Korea Utara mengatakan pihaknya melakukan uji coba tahap akhir yang penting untuk penggunaan satelit mata-mata, setelah militer Korea Selatan selama akhir pekan mendeteksi peluncuran dua rudal balistik jarak menengah.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan peluncuran tersebut, merupakan yang terbaru dalam setahun yang selama ini telah banyak uji coba rudal, dan dianggap melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Korea Utara Menembakkan Dua Rudal Balistik

“Kami percaya mereka menimbulkan ancaman bagi kawasan dan masyarakat internasional secara lebih luas,” kata Price, dikutip AFP, Selasa (20/12).

Ia menambahkan bahwa komitmen AS untuk membela Korea Selatan dan Jepang tetap “kuat.”

"Kami tetap berkomitmen untuk melakukan semua yang kami bisa untuk memperjelasnya, bahkan saat kami berusaha menjelaskan kepada DPRK bahwa kami tidak memiliki niat bermusuhan," kata Price, mengacu pada Korea Utara melalui nama resminya, Republik Rakyat Demokratik Korea. 

“Kami berkomitmen untuk pendekatan diplomatik dan kami terus meminta DPRK untuk menemui kami dalam seruan berkelanjutan kami untuk diplomasi praktis dan pragmatis,” katanya.

Korea Utara telah menolak tawaran dari pemerintahan Presiden Joe Biden untuk melakukan pembicaraan, justru menggambarkan Amerika Serikat sebagai musuh.

Baca Juga: Korea Utara Menembakkan Dua Rudal Jelajah dari Kota Pantai Barat Onchon

Bulan lalu, Korea Utara menguji misil antarbenua yang dapat mencapai daratan AS dan intelijen AS dan Korea Selatan yakin Pyongyang, dan telah membuat persiapan untuk uji coba nuklir ketujuh.

Mantan presiden Donald Trump dinilai melanggar preseden dengan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiga kali, namun sempat meredakan ketegangan tetapi tidak mencapai kesepakatan yang langgeng.
 

133