Kyiv, Gatra.com – Drone "kamikaze" (bunuh diri) Rusia menghantam infrastruktur energi utama di sekitar Kyiv pada hari Senin (19/12). Serangan itu berlangsung di tengah kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Belarusia untuk pertama kalinya sejak 2019. Serangan itu juga memicu kekhawatiran Ukraina bahwa dia akan menekan sekutunya untuk membuka front invasi baru.

Namun Ukraina hampir tidak disebutkan oleh Putin dan timpalannya dari Belarusia Alexander Lukashenko setelah pembicaraan mereka. Mereka hanya memberi sambutan kepada wartawan yang akan membahas tentang kerja sama bilateral dan ekonomi.

Komando tinggi militer Ukraina mengatakan pertahanan udara mereka telah menembak jatuh 23 dari 28 drone - sebagian besar di ibu kota Kyiv - dalam serangan udara ketiga Moskow, dalam enam hari dan yang terbaru dalam serangkaian sejak Oktober menargetkan jaringan listrik Ukraina, menyebabkan pemadaman besar-besaran, meski di tengah suhu di bawah nol.

Tidak ada korban yang dilaporkan akibat serangan pesawat tak berawak, meskipun sembilan bangunan dilaporkan rusak di wilayah Kyiv.

Baca Juga: Drone Kamikaze Bikin Remuk, Ukraina Ngamuk, Putus Hubungan dengan Iran?

Badan energi atom Ukraina menuduh Rusia mengirim salah satu drone ke bagian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina Selatan di wilayah Mykolaiv.

"Ini benar-benar pelanggaran keselamatan nuklir dan radiasi yang tidak dapat diterima," tulis Energoatom di Telegram, dikutip Reuters.

Pasukan penyerang Rusia sekarang menduduki kompleks reaktor nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, di tenggara Ukraina dekat garis depan.

Drone "kamikaze" yang digunakan dalam serangan itu diproduksi dengan murah. Pesawat tak berawak sekali pakai yang terbang menuju target mereka sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan.

Seorang saksi Reuters mengatakan api berkobar semalaman di sebuah fasilitas energi di distrik Shevchenkivskyi di Kyiv tengah yang sering menjadi sasaran. Sebuah kota berpenduduk 3,6 juta orang.

Distrik Solomianskyi di bagian barat Kyiv, pusat transportasi yang sibuk dan tempat bagi stasiun kereta api dan salah satu dari dua bandara penumpang kota, juga terkena dampak.

"Akibat serangan di ibu kota, fasilitas infrastruktur kritis rusak," kata Wali kota Vitali Klitschko di aplikasi perpesanan Telegram. 

Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Mematikan Baru dengan Drone Kamikaze Iran di Kyiv

"Para insinyur bekerja untuk menstabilkan situasi dengan energi dan pasokan panas dengan cepat," tambahnya.

Gubernur wilayah sekitar Kyiv, Oleskiy Kuleba mengatakan infrastruktur dan rumah-rumah pribadi rusak dan tiga daerah dibiarkan tanpa aliran listrik.

Di barat laut Ukraina, ada aktivitas militer Rusia dan Belarusia yang konstan berlangsung selama berbulan-bulan di Belarusia --sekutu dekat Kremlin yang digunakan pasukan Moskow sebagai landasan peluncuran untuk serangan gagal mereka ke Kyiv pada Februari.

Presiden Putin Kunjungi Belarusia

Perjalanan Putin kali ini adalah yang pertama ke Minsk, sejak pandemi dan gelombang protes jalanan Belarusia pada tahun 2020 yang ditumpas Lukashenko dengan dukungan dari Kremlin.

Komandan pasukan gabungan Ukraina Serhiy Nayev mengatakan sebelum kedatangan Putin bahwa Kyiv mengharapkan pembicaraan Minsk dan akan membahas agresi lebih lanjut terhadap Ukraina  dan keterlibatan yang lebih luas dari angkatan bersenjata Belarusia dalam operasi melawan Ukraina. 

Namun, Putin dan Lukashenko hampir tidak menyentuh untuk membicarakan Ukraina pada konferensi pers pasca-pembicaraan. Justru memuji manfaat dari pertahanan dan keselarasan ekonomi dan final sepak bola Piala Dunia hari Minggu, sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan.

Lukashenko telah mengatakan berulang kali bahwa dia tidak berniat mengirim pasukan negaranya ke Ukraina, ---di mana invasi Moskow telah tersendat akhir-akhir ini-- dengan serangkaian langkah mundur di medan perang menghadapi serangan balasan besar Ukraina.

Baca Juga: Rudal Rusia Targetkan 40 Daerah di Ukraina, Drone Kamikaze Iran Membantu

Kremlin sebelumnya menolak anggapan bahwa Putin ingin mendorong Belarusia agar berperan lebih aktif dalam konflik tersebut. Kantor berita RIA Novosti mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang mengatakan laporan seperti itu "tidak berdasar" dan "bodoh".

Baik Putin maupun Lukashenko juga bersusah payah menolak gagasan Rusia mencaplok atau menyerap Belarusia. 

"Rusia tidak tertarik untuk menyerap siapa pun," kata Putin. "Tidak ada kemanfaatan dalam hal ini," tambahnya.

Kantor berita Rusia Interfax, mengutip kementerian pertahanan menyebut pasukan Rusia yang pindah ke Belarus pada bulan Oktober lalu akan melakukan latihan taktis batalion. Tidak jelas kapan mereka akan mulai.

Ukraina Minta Bantuan Sistem Pertahanan Modern

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan angkatan bersenjata bertahan di kota Bakhmut - tempat pertempuran paling sengit selama beberapa minggu saat Rusia berusaha untuk maju di provinsi Donetsk, Ukraina timur.

Staf Umum Ukraina mengatakan bahwa artileri Rusia pada Senin menghantam 25 kota dan desa di sekitar Bakhmut dan Avdiivka, dan beberapa daerah di sekitar Kupiansk, kota timur laut yang direbut kembali oleh pasukan Kyiv pada September.

Ia juga mengatakan pasukan udara dan artileri Ukraina melakukan lebih dari selusin serangan terhadap konsentrasi pasukan dan perangkat keras Rusia termasuk pembuangan amunisi, dan menembak jatuh dua helikopter.

Pada hari Senin, Zelenskyy mengimbau pertemuan para pemimpin Barat di Latvia untuk memasok berbagai sistem senjata terutama tank tempur modern, sistem pertahanan udara, dan artileri.

Administrator bagian wilayah Donetsk yang dikendalikan oleh Moskow, Denis Pushilin mengatakan pasukan Ukraina menembaki sebuah rumah sakit di kota Donetsk, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir pasukannya telah menembak jatuh empat rudal anti-radiasi HARM buatan AS di atas wilayah Belgorod, yang berbatasan dengan Ukraina, sebagaimana dilaporkan, kantor berita TASS.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi akun medan perang dari kedua belah pihak.

Putin menyebut apa yang dia sebut "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina sebagai momen ketika Moskow akhirnya melawan blok Barat pimpinan AS, yang berusaha memanfaatkan kejatuhan Uni Soviet tahun 1991 dengan menghancurkan Rusia.

Kyiv dan Barat mengatakan pernyataannya tidak masuk akal dan bahwa Putin tidak memiliki pembenaran untuk apa yang mereka lihat sebagai perang gaya kekaisaran, untuk menegaskan kembali dominasi atas sesama bekas republik Soviet Rusia dan menempatkan Moskow mengendalikan sekitar seperlima dari Ukraina.