Home Ekonomi Nilai Tukar Rupiah Ditutup Merosot ke Level Rp15.602 per Dolar AS, Dibayangi Potensi Resesi AS

Nilai Tukar Rupiah Ditutup Merosot ke Level Rp15.602 per Dolar AS, Dibayangi Potensi Resesi AS

Jakarta, Gatra.com-Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 6 poin ke level Rp15.602 per Dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah dipicu penguatan indeks Dolar AS usai bank sentral AS (Federal Reserve) mengumumkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan lebih banyak di tahun depan hingga puncaknya di 5%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pertimbangan AS menaikkan suku bunga lebih agresif di tahun depan tidak terhalang dengan potensi resesi. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah juga diiringi datangnya kabar soal bank sentral Eropa yang bakal terus menaikkan suku bunga zona Euro untuk mengekang inflasi.

"Eropa tidak mempertimbangkan merevisi target inflasi jangka menengahnya sendiri sebesar 2%," kata Ibrahim dalam keterangan, Selasa (20/12).

Baca jugaINDEF: Penguatan Ekonomi Domestik Bisa Cegah Indonesia Resesi

Sementara di dalam negeri, Ibrahim menyebut pemerintah RI perlu segera menurunkan tingkat inflasi, khususnya guna mengantisipasi kenaikan harga barang saat akhir dan awal tahun. Meskipun kenaikan suku bunga acuan di pelbagai negara telah naik cukup agresif untuk menurunkan inflasi, Ibrahim memprediksi Bank Indonesia tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan. Prediksi itu seiring inflasi pada akhir 2023 diperkirakan berada di bawah 4%.

"Kondisi inflasi Indonesia pada saat ini cenderung mengalami normalisasi," sebutnya

Adapun salah satu risiko yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini, kata Ibrahim yaitu potensi shock pada rupiah di saat sentimen risk-off menguat bila resesi terjadi. Hal ini dikhawatirkan berakibat pada kenaikan harga barang impor.

"Ketika pemerintah mampu menahan inflasi sehingga harga barang tidak terlalu tinggi, maka BI juga akan mempertahankan suku bunga acuan," jelasnya.

Baca jugaTahan Kenaikan Suku Bunga Acuan BI, Pemerintah Diminta Cepat Turunkan Inflasi

Meski begitu, ketika kenaikan harga tidak terbendung, Ibrahim memprediksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6% pada 2023. Potensi itu dinilai akan mengulang sejarah 2018, ketika suku bunga mencapai 6% pada akhir 2018. Membuat pelambatan ekonomi cenderung terjadi pada 2019.

"Dengan pertimbangan berbagai risiko global dan domestik, pemerintah optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% tahun 2022 dan sebesar 5,3 persen di tahun 2023," imbuhnya.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.590 - Rp15.650 per Dolar AS.

98