Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia akan berhenti menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) pada akhir tahun. Hal itu seiring dengan kasus harian Covid-19 yang melandai di kisaran angka 1.200 kasus.

Jokowi pun menceritakan kilas balik perjalanan RI menghadapi pandemi Covid-19. Mulai dari gelombang kasus varian Delta hingga Omicron. Ia menyebut, pada saat varian Delta Covid-19 masuk ke Indonesia, kasus harian di masyarakat mencapai 56 ribu. Saat itu, kata dia, desakan lockdown muncul dari masyarakat hingga menteri-menterinya.

Namun, Jokowi tetap tidak memberlakukan lockdown, melainkan PSSB karena ingin aktivitas ekonomi masih tetap berjalan meskipun melambat. Keputusan itu dinilai tepat karena membawa kinerja perdagangan RI tetap surplus selama 31 bulan berturut-turut saat pandemi Covid-19 hingga sekarang.

"Kalau itu (lockdown) kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," kata Jokowi dalam Outlook Ekonomi Indonesia 2023, di Jakarta, Rabu (21/12).

Jokowi melanjutkan, saat varian Omicron melanda Indonesia, puncak kasus harian di masyarakat mencapai 64 ribu. Ia mengaku tetap tenang menghadapi situasi sulit itu, meskipun banyak tenaga kesehatan kekurangan alat pelindung diri (APD) hingga kebutuhan fasilitas oksigen dan rumah sakit.

"Kita ingat saat itu, APD kurang, oksigen enggak ada, pasien menumpuk di RS, untung saat itu kita masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa dikelola dengan baik," ucapnya.

Tetap Mengacu Standar WHO

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut peralihan status dari pandemi ke endemi mengacu pada standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

"Kalau kasusnya itu di bawah 20 per 100.000 per Minggu masuknya pandemi level 1. Sampai sekarang Indonesia masih di level 1, itu sudah 12 bulan," jelas Budi saat ditemui di Peluncuran Buku Penanganan Covid-19 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12).

Menkes menuturkan bahwa untuk menyatakan pandemi selesai itu sifatnya global, tidak bisa hanya Indonesia saja yang menyatakan pandemi selesai. "Kita mesti sama-sama dengan WHO. Kita masih menunggu, tapi buat info, kita termasuk yang paling depan dalam hal pengendalian," imbuhnya.