Home Hukum Panglima TNI Sebut Belum Ada Penambahan Pasukan Untuk Pengamanan di Papua

Panglima TNI Sebut Belum Ada Penambahan Pasukan Untuk Pengamanan di Papua

Jakarta, Gatra.com - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengatakan belum berencana mengerahkan pasukan tambahan ke wilayah Papua dalam waktu dekat meskipun eskalasi serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali meningkat. "Berdasarkan hasil evaluasi belum dilakukan," ujarnya kepada wartawan, di Monas, Kamis (22/12).

Yudo menyebut eskalasi serangan KKB hanya meningkat di empat wilayah operasi TNI. Pihaknya pun bakal memfokuskan operasi teritorial di daerah-daerah tersebut. "Ada daerah-daerah dari delapan wilayah operasi itu, hanya empat yang eskalasi keamanannya tinggi. Ini yang akan menjadi fokus operasi," ujarnya.

Perwira tinggi bintang empat itu ingin aktivitas masyarakat di daerah tersebut berjalan aman. Pihaknya juga fokus mengamankan sekolah dan rumah sakit setempat. "Untuk daerah-daerah tertentu yang eskalasinya tinggi, yang kerawanannya tinggi, itu nanti akan kita fokuskan pengamanannya," katanya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta Laksamana Yudo Margono yang baru saja dilantik sebagai Panglima TNI menindak tegas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Saya kira, baik pendekatan humanis baik, pengurangan prajurit TNI di Papua itu baik, tetapi harus tegas di sana KKB selalu berbuat seperti itu, ya, tidak akan selesai-selesai masalahnya," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/12).

Yudo telah memastikan pihaknya tetap melakukan operasi teritorial di Papua. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan Polri dalam membantu menindak kelompok yang ingin Papua merdeka. "Jadi seperti kemarin penekanan Bapak Presiden, harus tegas namun tetap humanis. Jadi dengan operasi yang saat ini sedang dijalankan operasi teritorial," kata Yudo.

Beberapa hari belakangan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali beraksi di Papua. Terbaru, satu warga sipil dilaporkan tewas akibat kontak tembak antara polisi dengan kelompok itu di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Selasa (13/12).

164