Home Internasional AS akan Mewajibkan Pengujian Tes COVID-19 Wisatawan dari China

AS akan Mewajibkan Pengujian Tes COVID-19 Wisatawan dari China

Washington, D.C, Gatra.com – Amerika Serikat (AS) mengumumkan persyaratan pengujian tes COVID-19 baru mulai pada hari Rabu (28/12) untuk semua pelancong dari China. AS bergabung dengan negara lain yang memberlakukan pembatasan akibat lonjakan infeksi baru Covid-19 tersebut.

Peningkatan kasus baru di seluruh China pertanda kemunduran kontrol anti-virus yang ketat di negara itu. Kebijakan "nol COVID" China justru meningkatkan tingkat infeksi dan memicu kekhawatiran publik, menghancurkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam sebuah pernyataan yang memberlakukan kembali pembatasan tersebut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengungkapkan kejadian itu karena kurangnya informasi yang memadai dan transparan dari China, termasuk pengurutan genom pada jenis virus yang beredar di negara tersebut.

Baca Juga: COVID-19 China Melonjak, Shanghai Minta Warganya Rayakan Natal di Rumah

“Data ini sangat penting untuk memantau lonjakan kasus secara efektif dan mengurangi kemungkinan masuknya varian baru yang menjadi perhatian,” kata CDC, dikutip AP, Kamis (29/12).

Beberapa ilmuwan khawatir lonjakan COVID-19 di China dapat menyebar varian virus corona baru ke seluruh dunia, yang mungkin mirip atau mungkin tidak mirip dengan yang beredar sekarang. Itu karena setiap terjadi infeksi memberi kesempatan lain bagi virus untuk bermutasi.

“Yang ingin kami hindari adalah memasukkan varian ke AS dan menyebar seperti yang kami lihat dengan delta atau omicron,” kata Direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Matthew Binnicker.

Baca Juga: Serangan Covid-19, China Kembali Lockdown Jutaan Warganya

Seorang ahli epidemiologi penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Dr David Dowdy mengatakan tindakan CDC AS mungkin bukan untuk menghentikan varian baru melintasi perbatasan AS, namun lebih banyak mengenai meningkatkan tekanan pada China, agar dapat berbagi lebih banyak informasi. 

Dia berharap pembatasan tidak diterapkan lebih lama dari yang seharusnya.

“Saya kira itu tidak akan berdampak besar dalam memperlambat penyebaran COVID-19. Kami sudah memiliki banyak transmisi COVID-19 di sini di dalam perbatasan kami,” kata Dowdy.

Mulai 5 Januari mendatang, AS akan memberlakukan aturan mengikuti tes COVID-19 tidak lebih dari dua hari perjalanan bagi semua pelancong dari Tiongkok. Wisatawan diharuskan mengatongi hasil tes negatif sebelum naik ke pesawat. Pengujian berlaku untuk siapa pun yang berusia 2 tahun ke atas, termasuk warga negara AS.

Negara-negara lain telah mengambil langkah serupa dalam upaya mencegah penyebaran infeksi di luar perbatasan China. 

Jepang juga akan mewajibkan tes COVID-19 negatif pada saat kedatangan untuk pelancong dari China, dan Malaysia mengumumkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan baru. India, Korea Selatan, dan Taiwan mewajibkan tes virus  bagi pengunjung dari China.

Baca Juga: China Siapkan Tambahan Tempat Tidur RS akibat Lonjakan COVID-19

Tahun Baru Imlek, yang dimulai 22 Januari, biasanya merupakan musim perjalanan tersibuk di China, dan China pada Selasa mengumumkan akan melanjutkan penerbitan paspor untuk pariwisata yang pertama kalinya sejak dimulainya pandemi pada tahun 2020.

Tindakan AS kembali memberlakukan persyaratan untuk beberapa pelancong internasional. Pemerintahan Biden mencabut mandat terakhir pada bulan Juni. Saat itu, CDC terus merekomendasikan agar orang yang naik pesawat ke AS dites saat mendekati waktu keberangkatan dan tidak bepergian jika sakit.

Di awal pandemi, AS melarang masuknya orang asing yang bepergian dari China, beberapa minggu setelah virus pertama kali muncul di sana tiga tahun lalu. Orang Amerika diizinkan pulang dan penerbangan dari China diarahkan ke bandara tertentu, tempat penumpang dapat diperiksa penyakitnya. Tetapi virus sudah menyebar di AS di antara orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan.

127