Home Ekonomi Bangun Bendungan Lagi, Pengamat Minta Perhatikan Produksi Pangan Meningkat

Bangun Bendungan Lagi, Pengamat Minta Perhatikan Produksi Pangan Meningkat

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi akhirnya meresmikan bendungan Sadawarna di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kemarin. Ia meminta produksi beras harus meningkat dari 1,3 juta ton per tahun menjadi 1,8 juta ton per tahun.

Menanggapi hal itu, Pengamat Pangan Wayan Supadno mengatakan, ia mendukung target pemerintah untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Indramayu, bila perlu ditingkatkan lagi.

Menurutnya, jika dilihat dari infrastruktur yang sudah diresmikan saat ini harusnya bisa tercapai. Bahkan, hasil produksi akan meningkat jika ada dukungan alam seperti musim hujan yang ditambah dengan bendungan Sadawarna.

“Jadi kalau selama ini hanya bantuan hujan dan hasil produksi 3,1 juta ton, tahu-tahu dibangun bendungan bisa tiga kali lipat bukan cuma 1,8 juta ton pertahun targetnya, itu minimum harus 3 juta ton per tahun,” kata Wayan dalam keterangannya, Kamis (29/12).

Menurut Wayan, dibangunnya bendungan Sadawarna di Kabupaten Indramayu ini sebagai wujud dari perhatian Pemerintah kepada rakyat Indonesia, khususnya kepada petani.

“Itulah dampak dari wujud pemerintah peduli terhadap iklim usaha ya, jadi iklim usaha itu komponennya motivasi adalah merangsang supaya partisipasi masyarakat semakin tinggi untuk berkontribusi membangun negerinya,” ucapnya.

Dikatakan Wayan, jika target yang diinginkan 1,8 juta ton per tahun itu sangat tidak berbanding lurus dengan infrastruktur pembantu yang ada. Harusnya, target tersebut naik hingga 3 juta ton karena di bawah itu Pemerintah sangat rugi.

“Jadi kita mengatakan akan naik sekian-sekian itu kalau nanti statement itu bisa merugikan pemerintah, karena pemerintah sudah berusaha membangun iklim usaha, sudah cukup air masih dibangun bendungan kan efektivitas APBN kan tidak optimal,” jelasnya.

Dibelaskan Wayan, bendungan yang sudah dibangun itu akan terlihat efektif atau tidak saat aktivitas tanam, dimana yang sebelumnya hanya sekali tanam dalam setahun bisa naik menjadi tiga kali tanam dalam setahun tidak setelah bendungan di bangun.

“Jadi bendungan itu akan efektif apabila persawahan tertentu selama ini hanya bisa ditanam sekali saat tak ada hujan, terus dengan adanya bendungan bisa ditanam tiga kali, itu baru bendungan itu fungsinya maksimal,” jelasnya.

Produksi beras akan meningkat lagi jika tanah yang tidak subur diberikan pupuk organik dan hayati agar tanah menjadi subur dan produksi akan meningkat.

“Tanahnya diremediasi, diperkaya pupuk organik dan mikroba memakai pupuk kimia sedikit saja. Selanjutnya memakai benih varietas terbaru yang selama ini hanya 5,2 ton menurut rektor IPB. Terus memakai hasil benih riset terbaru yang biasanya 5 ton di dongkrak menjadi 8 ton dan 9 ton, itulah yang dilakukan Vietnam,” ungkapnya.

“Terus tata niaga yang berpihak, inovasi yang membumi kalau selama ini ternyata hanya dapat 5 ton terus pakai benihnya itu bisa 12 ton. Anggaplah jadi 8 ton, wah bisa 4 juta ton itu dari dampak dari bendungan, itu cara mengkajinya,” tambahnya.

Lebih jauh Wayan, Pemerintah harus melibatkan para praktisi, akademisi hingga birokrasi untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan kehadiran bendungan untuk meningkatkan hasil produksi dan juga mensosialisasikan varietas baru dari IPB.

“Ada akademisi ada praktisi ada birokrasi dan ada insan pers yang mensosialisasikan ke masyarakat, oh kita punya bendungan, kita punya varietas di IPB yang terbaru, kita ada mikroba ayo kita naikkan produktivitas perhektarnya per tahun, namanya apresiasi lahan persatuan hektar dalam setahun,” paparnya.

Wayan pun mencontohkan negara-negara luar yang tidak memiliki lahan pertanian tetapi mereka menyapu menjadi lumbung pangan dunia saat ini.

“Contoh konkret Ethiopia, Israel tanah tandus dulu tidak bernilai sekarang jadi lumbung pangan dunia. Contoh konkret lagi Dubai dan Belanda itu negara maju tetapi kenapa apresiasi lahan per hektar per tahunnya di atas 800 juta, kita nggak sampai 1 juta karena di negeri kita banyak yang terlantar,“ tandasnya.

130