Home Politik Ma’ruf Amin Soal PKB: Wadah untuk Politik Kiai

Ma’ruf Amin Soal PKB: Wadah untuk Politik Kiai

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan PKB terbentuk sebagai wadah politik kiai, karena saat itu kiai tidak tertampung dalam semua partai.

“Belum ada partai yang membawa (kiai). Dibedakan antara politik kiai dan kiai politik. Kiai politik tidak perlu partai, ikut arus saja. Kalau politik kiai, politik yang harus mengikuti aspirasi kiai,” jelas Ma’ruf dalam Ijtima Ulama di Hotel Millenium, Jakarta, Jumat (13/1).

Menurut Ma’ruf, aspirasi kiai harus diwadahi dan terinspirasi dari ucapan hadratussyaikh Hasyim Ashari. Pada saat itu, Ma’ruf juga ikut membentuk PKB.

"’Telah melemah jiwa keagamaan di dalam dunia perpolitikan Indonesia, bahkan akan mati pada akhirnya. Jadi supaya tidak mati, maka perlu ada gerakan politik lain yang mampu membawa aspirasi kiai,” tuturnya.

Aspirasi-aspirasi politik kiai juga tercermin dari kelembagaan yang terbentuk di dalamnya, antara lain dewan syuro, dewan tanfiz, dan lain-lain. Ada pula kiai-kiai yang mengarahkan dan tempat yang memberikan warna.

“Dari manifesto politiknya, landasan berpikir partainya. Namanya juga beda dari partai lain, mabda' siyasiyah. Isinya sarat dengan pikiran-pikiran kiai. Jangan-jangan pengurus PKB tidak paham dengan mabda' siyasiyah,” paparnya.

Oleh karena itu, Ma’ruf mengungkap PKB didirikan pada 1999, dimana pada saat itu langsung bertepatan dengan Pemilu dan memperoleh suara 13 persen serta menduduki nomor empat dalam perolehan partai di Indonesia.

“Mestinya, sesudah itu naik lagi. Tapi ndilalah kok, tidak naik. Turun 10 persen, turun 4,5 persen, kemudian bangkit lagi. Harus balik lagi ke 13 persen. Turun lagi tidak masuk parliamentary treshold,” ceritanya.

Oleh karena itu, angka tersebut harus digeber lagi dan bisa berhasil lagi ke posisi 4 seperti ketika 1999. PKB menetapkan maksimal nomor 1, namun tidak tercapai.

“Kita berharap peran PKB makin kuat. Bicara demokrasi itu, peran parpol itu dominan. Yang buat UU, parpol. Karena itu aspirasi, kiai, yang intinya itu adalah menjaga umat dan menjaga bangsa, harus tetap jadi inspirasi kita. Bagaimana negara dalam situasi apapun,” tegasnya.

55