Home Ekonomi Dolar AS Merosot, Permintaan dari Cina Kerek Harga Minyak Dunia

Dolar AS Merosot, Permintaan dari Cina Kerek Harga Minyak Dunia

Jakarta, Gatra.com - Merosotnya indeks Dolar ke level terendah dalam beberapa hari terakhir mendorong kenaikan permintaan minyak mentah dunia. Diketahui harga minyak di pasar global naik lebih dari US$1 dolar dibandingkan pada pedagangan Jumat (13/1). 

Dalam penutupan pasar Amerika, harga minyak dunia di level US79,91 per barel pada jam 03.30 WIB dini hari

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan naiknya harga minyak juga didorong peningkatan permintaan dari importir utama minyak dunia yakni Cina. Diketahui, Negeri Tirai Bambu itu kembali membuka perbatasannya dan pelonggaran pembatasan COVID-19 setelah protes rakyatnya pada tahun lalu.

Di sisi lain, indeks Dolar AS yang merosot ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir membuat harapan Federal Reserve bakal memperlambat kenaikan suku bunga acuan.

"Greenback yang lebih lemah cenderung meningkatkan permintaan minyak, membuatnya lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya," ujar Ibrahim, Ahad (15/1).

Analis sekaligus Komisaris Orbi Trade Berjangka, Vandy Cahyadi menyebut bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC) termasuk Rusia, akan bertemu pada bulan Februari 2023 ini untuk menilai kondisi pasar. Rencana pertemuan itu membawa beberapa kekhawatiran bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi minyak lagi untuk mengangkat harga setelah penurunan belakangan ini.

Diketahui, sebelumnya OPEC+ telah mengumumkan pengurangan produksi 2 juta barel per hari pada Oktober 2022 lalu karena harga minyak global turun di bawah US$90 per barel.

"Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah jika ini diterjemahkan juga menjadi impor minyak mentah China yang lebih tinggi dan jika badan energi (IEA, OPEC) merevisi perkiraan permintaan (kuartal pertama) mereka," kata Vandy.

Adapun dalam perdagangan di hari Senen harga minyak diprediksi bakal diperdagangkan menguat di rentang US$78,90 per barel – US$81,90 per barel.
 

61