Home Ekonomi Target Investasi 2023 Naik Jadi Rp1.400 Triliun, Begini Cara Bahlil Mencapainya

Target Investasi 2023 Naik Jadi Rp1.400 Triliun, Begini Cara Bahlil Mencapainya

Jakarta, Gatra.com - Pemerintah meningkatkan target investasi tahun 2023 ini menjadi Rp1.400 triliun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah mengingat tahun ini prediksi ekonomi dunia mengalami resesi semakin bergejolak. Konflik geopolitik yang masih memanas hingga krisis energi membuat perlambatan ekonomi terjadi di banyak negara.

Kendati, Bahlil mengaku tetap optimis untuk mencapai target investasi tahun ini. Menurutnya, satu-satunya cara untuk mencapai target investasi Rp1.400 triliun adalah melalui hilirisasi.

"Kita fokus pada hilirisasi. Tidak ada cara lain untuk mendongkrak pertumbuhan investasi kita dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Hilirisasi ini sekaligus mendorong Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju," tutur Bahlil dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/1).

Ia mengatakan bahwa pihaknya telah membuat peta jalan hilirisasi untuk investasi RI ke depannya. Setidaknya pemerintah menetapkan delapan sektor prioritas untuk proyek hilirisasi industri.

Mulai dari sektor mineral dan batubara (minerba), minyak bumi dan gas alam (migas), perkebunan, kelautan dan perikanan hingga kehutanan. Bahlil mengatakan, melalui hilirisasi itu ditargetkan bisa mengantongi nilai investasi hingga US$545,3 miliar.

"Itu angka fantastis. Tapi ini salah satu syarat untuk Indonesia lepas dari negara berkembang menjadi negara maju," ucapnya

Lebih rinci, Bahlil mengatakan target nilai investasi dari hilirisasi minerbar sebesar US$427,1 miliar; migas sebesar US$67,6 miliar dan perkebunan-perikanan-kehutanan sebesar US$50,6 miliar.

Bahlil berujar, pemerintah telah yakin dengan jalan hilirisasi sebagai kunci meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Industri hilir nikel, kata dia, menjadi panutan dan contoh untuk pemerintah mengekspansi hilirisasi sektor lainnya.

"Saya pikir kita tidak lagi fokus pada satu komoditas. Sudah cukup sebagai contoh nikel. Kami tidak ingin berakhir di nikel, karena sumber daya kita banyak," imbuhnya.

47

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR