Home Internasional Skandal yang Menyeret Presiden Vietnam Mundur

Skandal yang Menyeret Presiden Vietnam Mundur

Hanoi, Gatra.com - Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri pada Selasa (17/1). Pengunduran diri Presiden terjadi setelah serangkaian skandal korupsi tingkat tinggi yang menjadi tanggung jawabnya.

Kantor Berita Vietnam VNA melaporkan pengunduran diri terjadi pada pertemuan Komite Sentral Partai Komunis yang berkuasa. Agenda pertemuan itu sendiri adalah "untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat tentang keinginan Kamerad Nguyen Xuan Phuc untuk berhenti memegang posisi, berhenti bekerja dan pensiun." Menurut AFP, bahasa pengumuman tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Presiden terpaksa mundur.

Karier politik Phuc, 68, mulai di tingkat provinsi pada 1979 dan mengambil posisi pertamanya di pemerintahan nasional pada 2006. Ia bergabung dengan Politbiro, badan partai tertinggi, pada 2011, dan menjadi perdana menteri dari 2016 hingga 2021, ketika dia dipilih sebagai presiden oleh Majelis Nasional.

Jabatan presiden di Vietnam sebagian besar bersifat seremonial. Posisi paling kuat, sekretaris jenderal Partai Komunis, saat ini dipegang oleh Nguyen Phu Trong, yang pada tahun 2021 memenangkan masa jabatan lima tahun ketiga yang jarang terjadi. Ciri khasnya adalah kampanye antikorupsi jangka panjang, yang dalam masa jabatan keduanya menargetkan dua mantan menteri Kabinet dan mantan walikota Hanoi.

Pernyataan resmi yang diterbitkan di media pemerintah memuji Phuc atas upayanya sebagai perdana menteri dalam memerangi pandemi COVID-19.

Dalam pernyataannya Phuc  mengatakan bagaimanapun, ia memikul tanggung jawab politik sebagai eksekutif puncak negara untuk skandal serius yang melibatkan bawahannya, termasuk dua wakil perdana menteri dan tiga menteri lainnya. Pernyataan tersebut mencatat bahwa dua wakil perdana menteri telah mengundurkan diri dari jabatan mereka dan proses pidana telah diluncurkan terhadap dua menteri lainnya dan banyak pejabat lainnya. Beberapa skandal melibatkan korupsi terkait langkah-langkah pengendalian pandemi.

Posisi tempat Phuc mengundurkan diri juga termasuk keanggotaan Politbiro, komite eksekutif Komite Pusat dan ketua Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional.

Sebagai perdana menteri, Phuc memimpin Vietnam yang semakin terintegrasi dalam ekonomi global dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi 7% hingga COVID-19 melanda dunia.

Dengan langkah-langkah ketat termasuk penguncian nasional, Vietnam berhasil menahan penyebaran virus pada tahun pertama pandemi dan dengan cepat melanjutkan bisnis dan manufaktur. Vietnam menjadi segelintir negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif tahun 2020.

Namun, seperti di beberapa negara Asia lainnya yang awalnya mencegah wabah serius, kasus melonjak setelah pertengahan 2021 dengan penyebaran varian yang lebih mudah menular.

233