Jakarta, Gatra.com-Plt Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko menyatakan, alasan Indonesia masih belum punya Bursa Komoditi Sawit dikarenakan akibat belum adanya data transaksi yang mumpuni, proses penetapan harga referensi di bursa berjangkan pun menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan menargetkan pendirian bursa komoditi khusus sawit di tahun ini.

"Data transaksi komoditas yang terdapat di Indonesia saat ini belum dapat diandalkan," kata Didid dalam pembukaan Rapat Kerja Bappebti di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (19/01).

Baca juga: Bursa Crypto Coinbase Kembali PHK Massal, Krisis Utama Belum Ada Obat

Didid menambahkan bahwa selama ini Indonesia masih mengikuti harga acuan dari bursa Malaysia kendati Indonesia menjadi produsen terbesar dunia. Namun, pendirian bursa komoditi sawit tetap menjadi salah satu prioritas Bappebti tahun ini.

"Pembentukan harga acuan komoditi juga sudah menjadi mandat Undang-Undang Nomor 32 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang sudah diterbitkan pada 1997 silam," tambahnya.

Diketahui, harga acuan CPO Indonesia masih mengacu ke Bursa Malaysia Derivatives maupun CIF CPO Rotterdam meski menjadi produsen terbesar dunia. Hal itu lantas menjadi sorotan saat harga minyak goreng mengalam kenaikan signifikan bahkan langka pada awal tahun 2022 lalu.