Home Ekonomi Penyaluran Subsidi Harga Kedelai di Tanah Air Belum Optimal, Ini Alasannya!

Penyaluran Subsidi Harga Kedelai di Tanah Air Belum Optimal, Ini Alasannya!

Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwa penyaluran subsidi kedelai belum optimal. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran belum tersedianya data penerima yang memadai. Adapun selama ini subsidi kedelai berupa selisih harga pembelian Rp1.000 per kilogram disalurkan kepada perajin tahu dan tempe melalui Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (Kopti).

"Belum semua perajin tahu dan tempe tergabung sebagai anggota Kopti," ujar Zulhas dalam keterangan resmi, Jumat (20/1).

Melalui subsidi harga pembelian Rp1.000 per kilogram, para perajin tahu dan tempe yang tergabung menjadi anggota Kopti bisa membeli kedelai dengan harga lebih murah yaitu sekitar Rp12.000 per kilogram. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun mengaku komitmen untuk menurunkan harga kedelai hingga di angka Rp11.000 per kilogram untuk perajin tempe dan tahu.

"Saya perjuangkan agar penggantian selisih harga itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia," ucapnya.

Ia pun memastikan para perajin bisa mengakses bahan baku tempe dan tahu itu dengan harga terjangkau, terutama menjelang puasa. kabar terbaru, diketahui RI kedatangan 56.000 ton kedelai impor dari Amerika Serikat. Kedelai itu diimpor oleh entitas Swasta dan dijual seharga Rp12.000 per kilogram.

Zulhas pun menyebut kedatangan kedelai impor itu dapat mendukung program pemerintah dalam subsidi selisih harga Rp1.000 per kilogram untuk pembelian kedelai di tingkat perajin. Dengan demikian, pembelian kedelai di tingkat perajin diupayakan bisa ditekan ke Rp11.000 per kilogram. Kendati, Zulhas mengungkap bahwa aturan penyaluran subsidi harga kedelai kali ini tengah digodok oleh pemerintah.

Sebelumnya, pada 2022 Kemendag telah melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sesuai hasil rapat koordinasi terbatas tingkat menteri bidang perekonomian.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kasan menyebut subsidi harga pembelian kedelai di perajin tersebut dibebankan kepada pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tahun 2023.

"Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp1.000 per kilogram. Selisih Rp1.000 per kilogram dibebankan kepada Pemerintah melalui APBN," imbuh Kasan.

54