Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar Rupiah pada Selasa sore(24/1) ditutup menguat tajam 187 poin ke level Rp14.887 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut kembalinya nilai tukar Rupiah menjauh dari Rp15.000 dipicu indeks Dolar AS yang melemah ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Ia mengatakan sejumlah faktor pelemahan indeks Dolar AS antara lain karena para pedagang mempertimbangkan risiko resesi AS, jalur kebijakan Federal Reserve (The Fed), dan komentar pejabat Bank Sentral Eropa(ECB) yang menandakan kenaikan suku bunga jumbo tambahan di Eropa.

Teranyar, kata Ibrahim, ECB akan terus menaikkan suku bunga dengan cepat untuk memperlambat inflasi yang masih terlalu tinggi,

"Komentar dari anggota dewan gubernur ECB Klaas Knot dan Peter Kazimir, yang keduanya menganjurkan untuk dua kenaikan 50 basis poin lagi pada pertemuan di bulan Februari dan Maret," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Selasa (24/1).

Di dalam negeri, Ibrahim mengatakan penguatan nilai tukar Rupiah dibarengi dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang merata hampir di seluruh sektor. Diperkirakan produk domestik bruto (PDB) tahun 2022 yang akan dipublikasikan Februari mendatang mencapai 5,2-5,3%.

"Di tengah ancaman resesi global. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan hanya di 1,7%," imbuhnya.

Sementara untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi mata uang Rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp14.860 - Rp14.940 per Dolar AS.