Home Internasional Dukung Hak Pribumi, Ribuan Warga Protes Hari Nasional Australia Sebagai 'Hari Invasi'

Dukung Hak Pribumi, Ribuan Warga Protes Hari Nasional Australia Sebagai 'Hari Invasi'

Sydney, Gatra.com- Ribuan warga telah berbaris di kota-kota di seluruh Australia, memprotes hari nasional negara mereka dan berunjuk rasa untuk mendukung masyarakat pribumi, banyak dari mereka menggambarkan peringatan hari armada kolonial Inggris berlayar ke Pelabuhan Sydney sebagai "Hari Invasi".

Kerumunan warga berkumpul di kawasan pusat bisnis kota pada hari Kamis (26/1), dengan beberapa orang membawa bendera Aborigin dan meneriakkan "Hari Australia telah mati".

Aktivis pribumi Paul Silva, berbicara dihadapan massa, mengatakan hari libur nasional harus dihapuskan.

Dalam orasinya, ia menambahkan jika seseorang menyerbu rumah Anda, membunuh keluarga Anda, dan mencuri tanah Anda, saya dapat menjamin 100 persen keluarga Anda tidak akan merayakan hari itu.

"Saya tidak tahu bagaimana masuk akal bagi setiap warga negara ini untuk pergi keluar dan mengadakan barbekyu dan merayakan genosida," katanya.

Hal senada juga diucapkan oleh penyair pribumi Lizzie Jarrett yang mengatakan Sydney adalah "titik nol untuk genosida orang Bangsa Pertama".

“Kamu pikir kami marah? Apakah kamu tidak akan marah?” dia bertanya kepada orang banyak.

Diketahui penduduk asli Australia telah tinggal di benua Australia setidaknya selama 65.000 tahun, tetapi telah mengalami diskriminasi dan penindasan yang meluas sejak kedatangan Inggris lebih dari dua abad yang lalu.

Dikutip dari Aljazeera, sejarawan Australia Lyndall Ryan memperkirakan bahwa lebih dari 10.000 orang pribumi terbunuh dalam 400 pembantaian terpisah sejak  pertama kali dimulainya penjajahan Inggris.

Saat ini, sekitar 880.000 orang dari 25 juta populasi Australia mengidentifikasi diri sebagai pribumi.

Mereka dilarang memberikan suara di beberapa negara bagian dan teritori hingga tahun 1960-an, dan tertinggal dari warga Australia lainnya. Hal ini terlihat dari segi ekonomi dan sosial. Kedua indikator tersebut tentunya menyebabkan adanya "ketimpangan yang mengakar".

Harapan hidup mereka selama bertahun-tahun lebih pendek daripada orang Australia lainnya. Mereka mengalami penderitaan hingga bunuh diri, kemudian terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan jauh lebih mungkin meninggal dalam tahanan polisi.

Di ibu kota Australia, Canberra, Perdana Menteri Anthony Albanese menandai Hari Australia dengan upacara pengibaran bendera dan kewarganegaraan di mana dia menghormati penduduk asli negara tersebut.

“Mari kita semua menyadari hak istimewa unik yang kita miliki untuk berbagi benua ini dengan budaya berkelanjutan tertua di dunia,” kata perdana menteri.

Meski mengakui bahwa itu adalah "hari yang sulit" bagi penduduk asli Australia, ia mengatakan tidak ada rencana untuk mengubah tanggal liburan.

229