Home Hiburan “Arafuru”, Film Kolosal Anak Bangsa yang Menggunakan Teknologi CGI

“Arafuru”, Film Kolosal Anak Bangsa yang Menggunakan Teknologi CGI

Jakarta, Gatra.com – Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabes TNI AL) bekerja sama dengan PT Indonesia Televisi Streaming Network (Instream) berencana memproduksi film “Arafuru” sebuah film berlatar belakang sejarah perjuangan Komodor Yos Sudarso dalam merebut Irian Barat pada 1962. Sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama (PKS) pada Oktober 2021 di atas KRI Bung Tomo, PT Instream masih melakukan proses pembuatan teknologi Computer Graphic Image (CGI) di studio.

“Pembuatan film kolosal pertempuran laut Arafuru sudah ditanda tangani perjanjian kerja sama sejak November tahun 2021 lalu. Saat ini, film masih dalam proses penulisan skenario,” ujar Wibisono.

Chairman PT Instream, Wibisono mengatakan, penggarapan film Arafuru memiliki tantangan tersendiri. “Pembuatan film tidak mudah seperti membuat film drama karena akan digambarkan pertempuran laut yang mendebarkan, jadi prosesnya tidak seperti syuting biasa, tapi menggunakan teknologi CGI seperti film-film Hollywood,” katanya.

Wibisono menyebut, pembuatan film dengan teknologi CGI akan dikebut tahun ini, seiring dengan penulisan skenario yang rampung pada akhir Maret 2023. “Rencana setelah skenario selesai, bulan Mei dan Juni kita mulai casting dan syuting besar, sekalian menunggu proses CGI-nya selesai. Ini lama [prosesnya], untuk film Avatar saja CGI selama 4 tahun,” ucapnya.

Penandatanganan Film "Arafuru" yang Dihadiri Laksamana TNI Yudo Margono (Istimewa)

Film kolosal ini menurutnya juga membutuhkan sejumlah riset pendahuluan yang mendukung penyusunan skenario. “Jadi, dalam pembuatan film Arafuru ini perlu ketelitian dan kecermatan yang tinggi, kita enggak mau bikin film ini asal-asalan yang tidak bermutu,” imbuh Wibisono.

Film “Arafuru” melibatkan sejumlah tim dan kru film kenamaan. Film direncanakan bakal disutradarai Viva Westi, Chicho Jerico sebagai aktor utama dan Nucke Rahma selaku penulis skenario. “Ia seorang penulis yang banyak menghasilkan sinetron dan film bermutu di Indonesia, serta banyak meraih penghargaan sebagai penulis skenario terbaik Panasonic award dan lain-lain,” kata lelaki yang karib disapa Wibi itu.

Klimaks terpenting dalam film adalah pertempuran laut antara kapal Macan Tutul dan kapal Belanda, sebelum Kapal Perang RI itu karam dan hancur dibombardir oleh pesawat Belanda. Pertempuran heroik itu menyebabkan gugurnya Komodor Yos Sudarso dan sejumlah kru kapal Macan Tutul.

Dramatisasi pertempuran laut akan disuguhkan utuh selama 19 menit dan menjadi bagian film yang paling menegangkan. Selain itu, juga terdapat beberapa adegan drama yang dibungkus secara kekinian untuk memikat penonton muda sehingga film layak dinikmati oleh penonton lintas generasi.

“Film ini akan jadi film pertama di Indonesia yang bertema action pertempuran laut atas perjuangan Komodor Yos Sudarso dalam perebutan kembali Irian Barat ke wilayah Indonesia, akan jadi film kolosal dan berstandar Hollywood dengan teknologi CGI,” ungkapnya.

Ia berharap dukungan semua pihak agar film “Arafuru” rampung dalam pengerjaan. “Mohon doanya dari semua masyarakat dan pecinta film Indonesia agar proses film ini berjalan lancar dan bisa ditayangkan di bioskop pada akhir tahun ini. Kami berharap film ini bisa segera terwujud karena merupakan karya anak bangsa dan legacy buat TNI terutama matra laut,” pungkas Wibisono.

395