Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui dinas perkebunan provinsi setempat menyambut baik adanya rencana penetapan Kementerian Perdagangan yang ingin membuat harga acuan Crude Palm Oil (CPO) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Selain itu, rencana tersebut juga tentunya disambut baik oleh pengusaha dan petani sawit yang ada di Provinsi Sumsel,” ujar Analis PSP Ahli Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Rudi Arpian di Palembang, Senin (30/1).

Dengan adanya rencana acuan harga CPO ke bursa berjangka lokal, lanjutnya, akan ada kepastian harga bagi pelaku usaha dan petani sawit. Hal tersebut berbeda jika mengacu pada harga di luar negeri yang bergantung pada situasi luar.

“Sebagai contoh kalau demand (permintaan tinggi) tapi bursa Rotterdam membuat harga rendah, tentu kita sangat dirugikan,” kata dia.

Menurutnya, selama ini pelaku industri sawit dunia, termasuk Indonesia merujuk ke dua bursa utama MDEX di Malaysia dan Rotterdam di Belanda.

“Kita sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia tidak memiliki harga acuan sendiri, bahkan komoditi karet dan kopi kita masih memakai harga acuan negara lain, saat ini harga acuan yang sudah dimiliki Indonesia sendiri baru pada komoditas timah saja,” ujar dia.

Karena itu, sambungnya, mudah-mudahan dengan segala kewenangan yang dimiliki bisa menentukan harga CPO, Karet dan Kopi melalui bursa berjangka lokal.

“Dengan begitu, mandat Undang-Undang Nomor 32 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang sudah diterbitkan pada tahun 1997 dapat terwujud di tahun ini,” katanya.