Home Internasional Pembakaran Alquran, Hongaria: Tidak Bisa Diterima! Swedia Gagal Gabung NATO

Pembakaran Alquran, Hongaria: Tidak Bisa Diterima! Swedia Gagal Gabung NATO

Budapest, Gatra.com- Hongaria menuduh Swedia "bodoh" Selasa atas insiden ekstremis di Stockholm yang menyebabkan Turki menangguhkan pembicaraan aksesi NATO dengan negara Nordik dan tetangganya Finlandia. Demikian AFP, 31/01.

Turki dan Hongaria tetap menjadi dua anggota dari 30 negara aliansi pertahanan Barat yang gagal meratifikasi tawaran keanggotaan Swedia dan Finlandia.

Tetapi keputusan polisi Swedia untuk mengizinkan protes di mana ekstremis sayap kanan membakar Alquran di luar kedutaan Turki di Stockholm awal bulan ini memicu kemarahan di Ankara.

"Membakar kitab suci dari agama lain tidak dapat diterima!" kata Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto pada konferensi pers bersama dengan mitranya dari Turki Mevlut Cavusoglu di Budapest.

Menyatakan bahwa tindakan tersebut termasuk dalam perlindungan "kebebasan berbicara" adalah "kebodohan", tambah Szijjarto, mengacu pada pernyataan Perdana Menteri Swedia setelah insiden tersebut.

"Jika suatu negara ingin bergabung dengan NATO dan berusaha untuk memenangkan dukungan Turki, maka mungkin negara itu harus bersikap sedikit lebih hati-hati," kata Szijjarto.

Anggota baru aliansi NATO membutuhkan persetujuan bulat dari 30 negara anggota NATO.

Turki telah menolak untuk meratifikasi tawaran keanggotaan NATO kedua negara, terutama karena penolakan Swedia untuk mengekstradisi puluhan tersangka yang dikaitkan Ankara dengan pejuang Kurdi yang dilarang dan upaya kudeta 2016 yang gagal.

Swedia memiliki diaspora Kurdi yang lebih besar daripada Finlandia dan perselisihan yang lebih serius dengan Ankara.

Turki juga bereaksi dengan marah terhadap keputusan jaksa Swedia untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap kelompok pro-Kurdi yang menggantung patung Erdogan di pergelangan kakinya di luar Pengadilan Kota Stockholm.

Ankara pekan lalu menangguhkan pembicaraan aksesi Swedia dan Finlandia.

Oposisi Hongaria sementara itu menuduh partai berkuasa Perdana Menteri Viktor Orban Fidesz mengulur-ulur waktu dalam pemungutan suara ratifikasi.

Orban, sekutu dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, juga telah merencanakan garis netral yang ambigu pada perang Ukraina, menawarkan Kyiv hanya dukungan suam-suam kuku.

Szijjarto mengatakan Selasa bahwa legislatif Hongaria akan memutuskan bulan depan untuk menyetujui kedua tawaran NATO.

"Kami memiliki pendirian yang jelas. Kami mendukung perluasan NATO," katanya.

Swedia dan Finlandia membatalkan puluhan tahun non-blok militer dengan tawaran untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

264