Home Ekonomi BUMN Bakal Optimalisasi Investasi di Sektor Pangan

BUMN Bakal Optimalisasi Investasi di Sektor Pangan

Jakarta, Gatra.com - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, jajaran BUMN siap mengoptimalisasi investasi di sektor pangan demi kedaulatan pangan Indonesia. Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, industrialisasi pangan merupakan bagian dari investasi utama, selain investasi pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).

BUMN, menurut Erick, sudah mulai menarik investasi secara aktif demi mengamankan pasokan pangan utama. Salah satu contohnya adalah menarik investasi yang berkaitan dengan program–program mengurangi stunting di Indonesia, antara lain investasi di industri sapi, baik industri pengolahan daging maupun produksi susu.

Pengembangan industri susu menjadi salah satu yang krusial, mengingat 80% dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor. Langkah yang bakal ditempuh BUMN antara lain melakukan pembicaraan dengan perusahaan susu Belanda, Frisian Flag.

Baca Juga: Gara-Gara Harga Beras, Inflasi RI di Januari 2023 Capai 5,28%

“Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerja sama untuk melihat cattle, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick.

Dia mengatakan saat melawat ke Belanda, Frisian Flag ingin berinvestasi 8.000 hingga 12.000 ekor sapi. Menurutnya, hal tersebut juga harus didorong agar kedaulatan pangan bisa tercapai. “Jadi kedaulatan pangan pun harus dipikirkan,” ujar Erick.

Bisnis BUMN berbasis pangan memang terus dipertajam dalam upaya industrialisasi pangan. Salah satunya dengan membentuk holding BUMN Pangan pada 7 Januari 2022. Holding ini terdiri atas PT RNI (Persero); PT Perusahaan Perdagangan Indonesia; PT Sang Hyang Seri; PT Perikanan Indonesia; PT Berdikari; dan PT Garam.

Baca Juga: BPS: Kenaikan Tarif Cukai Rokok Sebabkan Inflasi Berkepanjangan

Saat itu, Erick menegaskan pembentukan holding BUMN ini dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Adanya holding BUMN pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris.

Erick juga mulai menyentuh BUMN perkebunan. Salah satu langkah strategisnya adalah mempertajam bisnisnya pada dua produk utama, yaitu kelapa sawit dan gula.

Untuk pengembangan produk kelapa sawit, Erick mendorong agar pada setiap 1.000 hektare lahan kelapa sawit harus ada satu pabrik pengolahan minyak makan merah, produk substitusi minyak goreng yang kerap kekurangan pasokan. Ia pun memasukan pembentukan Palm Co dalam rencana kerja utamanya tahun 2023 ini.

56