Home Teknologi Cepat Merespons Pandemi, Platform Manajemen Kota Perlu Disiapkan untuk Hadapi Situasi Disrupsi

Cepat Merespons Pandemi, Platform Manajemen Kota Perlu Disiapkan untuk Hadapi Situasi Disrupsi

Yogyakarta, Gatra.com - Penelitian di tiga kota mengungkap perlunya sebuah platform untuk mengelola kota secara responsif dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang telah kita alami. Manajemen serupa juga diperlukan dalam menghadapi situasi disrupsi lainnya seperti perang, bencana alam, dan kelaparan.

Hal ini terungkap dalam riset di Kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang selama masa wabah Covid-19 oleh pengajar Politeknik Pekerjaan Umum, Yudha Pracastino. Penelitian itu dituangkan dalam disertasi doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) bertajuk ‘Platform Pengelolaan Kota: Kasus Kota Semarang, Yogyakarta, dan Semarang’.

Ia menjelaskan situasi disrupsi atau guncangan itu meliputi terjadinya perang, kelaparan, bencana alam, atau merebaknya wabah, seperti Covid-19 yang dialami sejak awal 2020 lalu.

“Dalam situasi itu, diperlukan sistem yang dinamis untuk mendukung pengambil kebijakan dalam memahami dampak dan menentukan keputusan terbaik pengelolaan kota,” kata Yudha di Yogyakarta, Selasa (7/2).

Menurutnya, sistem dinamis ini bersumber dari bidang teknologi informasi yang responsif dan efisien yang mencakup komunitas, data, dan infrastruktur di kota tersebut. “Dari situ disiapkan sistem layanan atau platform pengelolaan kota yang dinamis dan mendorong terjadinya pengembangan wilayah yang responsif dan efisien di masa disrupsi,” ujar Yudha.

Platform pengelolaan kota ini menjadi dasar pemangku kepentingan untuk membangun produk atau layanan turunan ketika menghadapi disrupsi atau kondisi yang tidak menentu, seperti pandemi.

Ia menjelaskan, platform ini mesti mencakup sejumlah fungsi yang bekerja secara efisien. Misalnya efisiensi dalam pengelolaan data, kebijakan dan penerapannya, hingga efisien dalam penyelenggaraan infrastuktur, seperti penggunaan alat komunikasi dan penyediaan sarana penyampaian aspirasi.

“Ini sebagai kritik atas pengelolaan kota yang sebelumnya, yaitu belum cepat merespons perubahan dan permasalahan, cenderung kaku,” ujarnya.

Apalagi pada masa disrupsi, terutama pandemi yang sudah kita alami, menurut Yudha, ada kebutuhan untuk pengambilan keputusan yang bersifat praktis, adaptif, dan dalam jangka pendek.

Ia memaparkan, dari riset di tiga kota ini, setiap kota memiliki keunggulan dalam merespons situasi disrupsi. Kota Semarang memiliki kelebihan dalam merespons disrupsi terkait pandemi. Sementara Kota Yogyakarta lebih responsif terkait penggunaan transportasi online.

Adapun Solo memiliki keunggulan dalam koordinasi dan pengolahan data untuk penerapan platform pengelolaan kota. Tiga kota ini telah memiliki sejumlah platform teknologi, meski pada masa awal Covid-19 tak secara spesifik atau belum dikembangkan untuk merespons pandemi.

“Tapi secara umum, keberhasilan kota – kota ini terutama ditunjukkan dalam hal koordinasi – kolaborasi, penyusunan dan implementasi kebijakan dan peraturan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat,” kata Yudha.

Sebagai antisipasi situasi disrupsi ke depan, Yudha menyatakan, manajemen urban juga perlu menyiapkan platform pengelolaan kota dan mengoptimalkan peran media komunikasi yang mudah dan murah.

“Hal ini diperlukan supaya aspirasi dan kontribusi warga masyarakat dapat benar – benar ditangkap dan menjadikan pengelolaan kota efisien dan tepat sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat di masa disrupsi,” tuturnya.

193