Home Nasional Satu Abad NU, NUCircle Fokus Putus Mata Rantai Kebodohan

Satu Abad NU, NUCircle Fokus Putus Mata Rantai Kebodohan

Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NUCircle), Gatot Prio Utomo, mengatakan, pada peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU) pihaknya bertekad akan terus berkhidmat pada pembangunan sumber daya manusia Indonesia, khususnya warga nahdliyin.

“NUCIrcle siap menjadi bagian sejarah pembangunan manusia nahdliyin memasuki abad ke-2 dan manusia Indonesia menjelang Indonesia Emas 2045,” kata Gatot dalam siaran pers diterima di Jakarta, Rabu (8/2).

Baca Juga: Hadiri Puncak Resepsi, Jokowi Apresiasi Satu Abad Kiprah NU di Indonesia

Menurutnya, pilihan peran ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, kemandirian, dan memotong mata rantai kemiskinan dan kebodohan. “Titik sentral pembangunan manusia adalah pengentasan stunting dan peningkatan mutu pendidikan dasar,” ujar pria yang karib disapa Gus Pu tersebut.

Ia menjelaskan, persoalan SDM Indonesia ini sangat penting. Laporan Human Capital Index (HCI) tahun 2020 menunjukkan bahwa posisi Indonesia masih sangat tertinggal di bidang pendidikan dasar.

“Akses pendidikan sangat tinggi. Artinya, anak-anak sekolah sudah berhasil mengakses pendidikan. Namun mutu pendidikan masih menjadi tantangan besar,” katanya.

Pasalnya, lanjut Gus Pu, anak SMA Indonesia dilaporkan memiliki kompetensi setingkat anak SD kelas 6. “Laporan HCI ini harus disikapi dengan kerja keras agar SDM Indonesia semakin baik,” tandasnaya.

NUCircle melakukan upaya mandiri untuk langsung terlibat dalam memberikan solusi rendahnya mutu pendidikan Indonesia. Upaya ini dilakukan secara kerelawanan dengan menggandeng berbagai pihak dan saling berkontribusi.

Ketum NUCircle, Gatot Prio Utomo, ketika melakukan kunjungan di Papua. (GATRA/Ist)

“Bersama Yayasan Penggerak Indonesia Cerdas, kami menggerakan dua program peningkatan kompetensi membaca dan matematika,” ujarnya.

Kedua gerakan tersebut, yaitu Gernas Tastaka dan Gernas Tastaba. Pihaknya sangat optimistis bahwa gerakan ini akan memberikan solusi untuk mengatasi masalah rendahnya kompetensi pendidikan dasar di Indonesia.

Menurut Gus Pu, bulan depan, gerakan ini akan masuk ke Papua Barat. Rencananya, NUCircle akan menggandeng beberapa aktivis keagamaan, termasuk aktivis gereja di Papua dan Papua Barat. Gerakan ini akan melatih para aktivis gereja dan guru pendidikan dasar di sana untuk meningkatkan mutu membaca dan matematika.

“Semoga rencana ini mendapatkan dukungan dari semua pihak. Kami yakin dengan sinergi dan kolaborasi,semoga persoalan rendahnya mutu pendidikan dasar ini bisa segera diatasi,” katanya.

Ia mengungkapkan, NUCircle juga sedang merencanakan diskusi percepatan penurunan angka stunting. Sesuai target Presiden Joko Widodo (Jokowi), angka stunting harus turun hingga 14 persen pada 2024. Saat ini angka stunting masih berada di angka 21 persen.

Baca Juga: Satu Abad NU, Nahdliyin Siap Berkarya untuk Nusa dan Bangsa

Untuk mempercepat penurunan stunting, NUCircle akan mencari formula terbaik agar segera bisa membangun sinergi dan berkontribusi. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuat fokus group discussion (FGD).

“Kami akan menggandeng berbagai pihak untuk mempercepat penurunan stunting ini,” katanya.

125

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR