Home Ekonomi Naik 6,17%, Penjualan Listrik PLN Sepanjang 2022 Capai 270,82 TWh

Naik 6,17%, Penjualan Listrik PLN Sepanjang 2022 Capai 270,82 TWh

Jakarta, Gatra.com - Penjualan listrik PLN sepanjang 2022 tercatat naik 6,17% secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Sebelumnya pada 2021, penjualan listrik PLN sebesar 255,07 TWh.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan penjualan listrik tahun 2022 menjadi torehan terbaik. Hal itu seiring dengan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan perseroan.

Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sementara strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru, yaitu program akuisisi captive power dan electrifying agriculture.

Baca Juga: Hilirisasi Industri Hadapi Gugatan, Bahlil: Kami Belajar dari Negara Maju

"PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program akuisisi captive power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN, sehingga program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 TWh," ujar Darmawan dalam keterangannya, Rabu (8/2).

Secara rinci, Darmawan mengatakan program electrifying agriculture telah menyumbang penjualan listrik tahun 2022 sebesar 0,31 TWh. Menurutnya, PLN juga mendorong inovasi sektor pertanian agar masyarakat yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil beralih ke basis listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan.

Selain itu, menurut Darmawan, untuk mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran. Salah satunya, seperti promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh.

Baca Juga: Waskita Precast (WSBP) Mulai Bayar Utang Kreditur Akhir Maret 2023 Nanti

Adapun secara regional, PLN mencatat penjualan listrik di seluruh wilayah pada 2022 mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34% atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.
 
Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43% atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78% atau 194,42 TWh.

Sedangkan secara sektoral, penjualan listrik pada tarif rumah tangga menyumbang hingga 42,53%, lalu mengekor tarif industri 32,35%; bisnis 17,49%; sosial 3,69%; publik 3,15%; dan layanan multiguna, traksi, dan curah 0,79%.  

"Capaian pertumbuhan penjualan listrik pada tahun 2022 menjadi bukti nyata bahwa kita bersama berhasil menjaga stabilitas di tengah kondisi pandemi dan geopolitik global yang tidak menentu," imbuh Darmawan.

31
PLN