Home Internasional Gempa Suriah: Terkubur Tumpukan Puing, Ibu Melahirkan Sendirian Lalu Mati

Gempa Suriah: Terkubur Tumpukan Puing, Ibu Melahirkan Sendirian Lalu Mati

Jinderis, Gatra.com - Affra Abu Hadiya bersama suami dan empat anaknya berhamburan keluar dari apartemennya yang dikocok gempa 7.8 SR pada Senin dinihari waktu setempat. Dalam situasi panik, keluarga itu pontang-panting mencapai pintu keluar gedung. Takdir tak dapat ditolak. Gedung runtuh sesaat sebelum k eluarga itu keluar. Saat ditemukan, jenazah enam anggota keluarga itu  ditemukan didekat pintu masuk.

Ajaibnya, tidak semua anggota keluarga itu tewas. Ada yang selamat. Ditemukan di kaki Afraa Abu Haniya. Dia seorang bayi perempuan yang lahir saat ibunya terperangkap dalam reruntuhan itu.   Penduduk yang menggali puing-puing gedung untuk mencari korban, menemukan bayi tersebut menangis kencang. Tali pusarnya masih terhubung dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya yang sudah meninggal.

Bayi yang baru lahir diselamatkan Senin sore, lebih dari 10 jam setelah gempa melanda. Saat ditemukan, para penolongnya tidak menyadari jika tali pusarnya masih terhubung. Saat seorang pria mengangkatnya, tali pusarnya menjuntai. Seorang tetangga perempuan memotong tali pusarnya, membungkus bayi dengan selimut lalu dia serta yang lainnya bergegas membawa bayi ke rumah sakit anak-anak di kota terdekat Afrin, tempat dia disimpan di inkubator, kata dokter yang merawat bayi itu, Dr. Hani Maarouf. Ada memar besar di punggungnya, tetapi dia dalam kondisi stabil, katanya.

Dokter Hani Maarouf menerangkan, sang ibu, Afraa Abu Hadiya pasti sadar saat melahirkan dan meninggal sesaat setelah bersalin. Dia memperkirakan bayi itu lahir beberapa jam sebelum ditemukan, mengingat suhu tubuhnya yang turun. Jika gadis itu lahir tepat sebelum gempa, dia tidak akan bertahan berjam-jam dalam cuaca dingin, katanya. "Jika gadis itu telat satu jam lagi, dia akan mati," katanya.

Maarouf mengatakan bayi itu memiliki berat 3,175 kilogram, berat rata-rata untuk bayi yang baru lahir. "Satu-satunya kekhawatiran kami adalah memar di punggungnya, dan kami harus melihat apakah ada masalah dengan sumsum tulang belakangnya," katanya. Dia juga mengatakan bawah gadis mungil itu telah menggerakkan kaki dan tangannya secara normal.

Keluarga ini tinggal di kota kecil Jinderis dekat perbatasan Turki seperti diceritakan Ramadan Sleiman, seorang kerabat, mengatakan kepada The Associated Press. "Dia ditemukan di depan kaki ibunya," katanya. "Setelah debu dan bebatuan dihilangkan, gadis itu ditemukan hidup."

 

 

232