Home Ekonomi Satu Lagi Pabrik Pupuk Beroperasi, Erick Thohir: Untuk Ketahanan Pangan

Satu Lagi Pabrik Pupuk Beroperasi, Erick Thohir: Untuk Ketahanan Pangan

Lhokseumawe, Gatra.com - Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan perusahaan BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk terus menjaga amanat konstitusi berupa penguatan industri pupuk yang berperan strategis dalam ketahanan pangan nasional.

Hal itu dinyatakan Erick saat mendampingi Presiden RI, Joko Widodo, meresmikan pengoperasian Pabrik Pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/02).

Pabrik milik anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut mempunyai kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun dan dipastikan menambah kapasitas produksi pupuk NPK nasional serta memenuhi sebagian kebutuhan pupuk NPK di Sumatra Utara.

Baca Juga: Medco Sebut Belanja Modal 2023 Sekitar US$370 Juta

"Pengoperasian pabrik pupuk khusus NPK ini bukti komitmen, sekaligus menjalankan amanat konstitusi dan arahan Presiden dalam penyediaan pupuk yang strategis dalam ketahanan pangan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045. Keberadaan pabrik ini diharapkan tak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan nasional," jelasnya.

Saat ini total kapasitas produksi pupuk jenis NPK di Pupuk Indonesia Group telah mencapai 3,2 juta ton per tahun. Kehadiran pabrik NPK baru menjadikan total kapasitas produksi PI Group menjadi 3,7 juta ton. Proyeksi kebutuhan NPK nasional mendekati 13,5 juta ton yang sebagian besar dipenuhi produsen NPK swasta dan produk impor.

Erick juga mengapresiasi pendayagunaan pabrik pupuk NPK yang mengggunakan hasil karya anak bangsa karena dikerjakan oleh Petrokimia Gresik yang juga anak perusahaan Pupuk Indonesia, dan kontraktornya, yaitu PT PP.

Baca Juga: BI Perkirakan Ekonomi Jateng Pada 2023 Tumbuh Antara 4,5%-5,3%

Terlebih pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp1,67 triliun ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.189 orang selama masa proyek dan 240 orang pada fase operasional.

“Dengan segala keunikan dan kelebihannya, proyek ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh sebesar 4,13%,” ucap Erick.

Tak hanya pembangunan pabrik NPK, Erick menyampaikan PT PIM juga berhasil melakukan reaktivasi pabrik urea PIM-1. Pabrik berkapasitas terpasang 570 ribu ton per tahun ini sebelumnya berhenti beroperasi sejak 2012 karena kehabisan pasokan gas.

"Dengan pengaktifan kembali, PIM-1 siap membantu memenuhi kebutuhan nasional," ucapnya.

Baca Juga: Pabrik Pemasok Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik Membangun Pabrik di KNIC

Erick menyebut hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan prioritas kerja pemerintah. Kementerian BUMN bersama BUMN, kata dia, terus mendukung dan melakukan langkah nyata dalam membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Untuk ketahanan pangan, BUMN Pupuk Indonesia terus menggenjot kapasitas dan diversifikasi produksi untuk memenuhi kebutuhan pupuk di tanah air.

"Khusus untuk Aceh dan wilayah sekitarnya, kami melakukan langkah strategis melalui Pupuk Iskandar Muda atau PIM yang mendapat dukungan penuh dari Bapak Presiden dan Kementerian/Lembaga terkait," sambung dia.

Erick mengatakan Pupuk Indonesia pada 2022 telah mengoperasikan kembali Pabrik PIM I yang pada 2005 sempat berhenti beroperasi sehingga total kapasitas produksi urea sebesar 1,14 juta ton per tahun dan Ammonia sebesar 726 ribu ribu ton per tahun.

Baca Juga: Dirut Bulog Mencium Indikasi Dugaan Penyelundupan Beras Ke Timor Leste

Erick menyebut pabrik Pupuk NPK yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional siap beroperasi dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun. "Pabrik NPK ini sebagai bagian dari untuk diversifikasi produk untuk peningkatan pendapatan dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman di wilayah Sumatra dan Indonesia bagian Barat," lanjutnya.

Untuk memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan energi di KEK Arun Lhokseumawe, BUMN juga kami akan mengembangkan klaster industri Hijau seluas 2.600 hektare. Erick mengatakan klaster industri ini akan memproduksi energi bersih seperti biomethane, blue ammonia, green ammonia, serta menjadi LNG Hub dengan memanfaatkan potensi besar gas dari Blok Andaman, sehingga berkontribusi dalam pencapaian komitmen net-zero emission pada 2060.

Dalam kegiatan ini, konsorsium BUMN yang beranggotakan Pupuk Indonesia, Pertamina, Pelindo bersama PT Pembangunan Aceh juga menandatangani Head of Agreement terkait penyertaan modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Pengelola KEK Arun Lhokseumawe menuju Kawasan Industri Hijau.

"Kami percaya, semua langkah ini akan berkontribusi pada perekonomian Indonesia, termasuk memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh," kata Erick.

120