Home Internasional Keajaiban di Tengah Gempa Turki: Penyelamatan Bayi Bertahan 103 Jam di Reruntuhan, 22.000 Orang Meninggal

Keajaiban di Tengah Gempa Turki: Penyelamatan Bayi Bertahan 103 Jam di Reruntuhan, 22.000 Orang Meninggal

Antakya, Gatra.com – Berjongkok di bawah lempengan beton, tim penyelamat secara berhati-hati berusaha menyingkirkan bebatuan puing pada bangunan yang runtuh, sambil membisikkan kata "insya Allah" (Insya Allah) (jika Allah menghendaki), akan selamat. 

Tak lama berselang, bayi yang baru lahir berusia 10 hari, yang sempat bertahan selama empat hari bersama ibunya, di gedung yang runtuh, pasca gempa di Turki, akhirnya berhasil diselamatkan.

Dengan mata terbuka lebar, bayi Turki Yagiz Ulas segera dibungkus dengan selimut termal yang mengkilap, dan dibawa ke pusat medis di lapangan Samandag, provinsi Hatay, dikutip Reuters, pada hari Jumat (10/2). 

Baca Juga: Tim Penyelamat Terus Mencari Korban, Gempa Turki-Suriah Melewati 20.000 Orang Meninggal

Pekerja darurat juga membawa ibunya, yang dalam keadaan linglung dan pucat namun tetap sadar, ditandu dan segera diberi pertolongan medis. 

Gambar video mengharukan itu ditunjukkan badan bencana Turki, ketika sejumlah tim penyelamat berusaha menolong warga lainnya yang masih terhimpit puing, akibat runtuhnya bangunan gempa di Turki.

Drama penyelamatan anak kecil ini telah membangkitkan semangat para kru yang tadinya lelah mencari korban pada hari kelima setelah gempa besar melanda Turki dan negara tetangga Suriah, terus bersemangat, meski saat ini sudah lebih dari 22.000 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Gempa Turki-Suriah: Tim Penyelamat Berjuang saat Cuaca Dingin, Korban Meninggal 7.800 Orang

Tim penyelamat, termasuk tim spesialis dari puluhan negara, bekerja keras sepanjang malam di reruntuhan ribuan bangunan yang hancur. Dalam suhu yang sangat dingin, mereka secara teratur menyerukan kesunyian saat mendengarkan ‘suara kehidupan’ terdengar dari gundukan beton yang hancur.

Di kota Kahramanmaras, Turki, sekitar 200 km (125 mil) utara Samandag, pekerja berpakaian oranye masuk ke dalam kantong udara di bawah bangunan yang runtuh, untuk mencari seorang balita, yang menangis ketika matanya tertutup debu. Tim penolong juga berhasil menyelamatkan balita tersebutdan langsung diberi selimut

Lebih jauh ke timur Turki, wajah ketakutan anak laki-laki lain memandang keluar dari gedung yang hancur. Tangisannya terdengar di atas suara bor dan gerinda yang mencoba membebaskannya pada Jumat pagi. Di kota Diyarbakir yang mayoritas penduduknya Kurdi, di mana 7.8 gempa berkekuatan besar dan gempa susulan mengubah blok apartemen itu menjadi gundukan puing dan tumpukan batu yang hancur.

Baca Juga: Mengapa Gempa di Turki dan Suriah Mematikan?

Setelah membuka lubang yang lebih lebar, para pekerja memasang masker oksigen di wajahnya dan membawanya ke tempat yang aman. 

Seperti bayi Yagiz, dia diikuti oleh ibunya, dengan tandu, dan mampu bertahan selama 103 jam pasca gempa terjadi.

235