Home Politik PDIP Bakal Dikeroyok Partai-partai Lain, Hasto: Koalisi Super Bukan Ancaman

PDIP Bakal Dikeroyok Partai-partai Lain, Hasto: Koalisi Super Bukan Ancaman

Yogyakarta, Gatra.com – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai kemungkinan munculnya Koalisi Super bukanlah ancaman bagi PDIP.

Koalisi Super ramai disebut usai pertemuan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Saat ini telah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Golkar, PAN, dan PPP, sementara Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) adalah koalisi antara Gerindra dan PKB.

Golkar juga telah bertemu dengan Nasdem, motor Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS.

“Bukan menjadi ancaman. Karena kita di PDIP memiliki tradisi membangun kerja sama yang baik dengan semua pihak,” jelas Hasto di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Senin (13/2).

Tradisi ini dibuktikan saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo, PDI Perjuangan telah bekerja sama dengan Golkar, PKB, PPP, kemudian Nasdem dan terakhir dengan Hanura.

Menurutnya, kerja sama dengan banyak partai ini menjadi modal yang sangat baik dalam menghadapi Pemilu 2024.

“PDI Perjuangan akan melakukan berbagai dialog yang pada akhirnya akan mengerucut pada kerjasama dengan partai politik di mana melahirkan komposisi terbaik antara calon presiden dan wakil presiden yang bisa diterima dan kemudian membangun harapan bagi bangsa,” lanjutnya.

Tentunya kerjasama yang akan dilakukan dengan PDI Perjuangan menurut Hasto harus searah dengan semangat Pancasila dan berkomitmen membumikan ideologi Pancasila.

“Juga memperhatikan faktor elektoral untuk memenangkan pemilu dan menggunakan dukungan rakyat serta memastikan dukungan di DPR RI 50 persen plus satu persen,” katanya.

Hal ini agar pemerintahan yang dipilih rakyat berjalan dengan baik dan efektif dengan dukungan dari rakyat dan parlemen.

Hasto juga mengutarakan saat ini bakal calon presiden dari PDI Perjuangan sudah mengerucut ke beberapa nama. Namun pengumuman capres menjadi hak Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan menunggu momentum yang tepat.

Hasto hadir di UIN Sunan Kalijaga untuk mengikuti pemberian gelar doktor honoris causa kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010 Sudibyo Markus yang sekarang menjabat Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, dan Prefek Dikasteri untuk Dialog AntarAgama Vatikan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot M.C.C.J.

“Saya mengapresiasi UIN Suka yang telah menjadi melting pot atau jembatan persaudaraan bagi seluruh kepercayaan, agama, dan seluruh perbedaan. Ini sangat penting bagi bangunan peradaban Indonesia," kata Hasto

Selain Hasto, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga menilai pemberian gelar ini membawa pesan dalam kehidupan beragama dan berbangsa serta membangun ulang relasi kemanusiaan semesta.

“Ketiga tokoh ini merupakan representasi perbuatan lintas iman lintas agama. Mereka selama ini selalu terus menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Apa yang mereka lakukan bukan hanya wacana tetapi kerja lapangan yang mendorong dialog antar iman,” tutupnya.

270