Home Info Sawit Menanti ‘Tiket’ di Hari Valentine

Menanti ‘Tiket’ di Hari Valentine

Jakarta, Gatra.com – Lelaki 51 tahun ini memilih tak mau banyak omong soal Musyawarah Besar Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Mubes-GAPKI) di Bali pada 7-9 Maret mendatang.

Bukan lantaran pelit bicara. Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara ini justru tak mau keduluan meski banyak pihak dari dalam maupun luar GAPKI mendorongnya untuk maju menjadi ketua umum.

Dan soal siapa saja yang bakal menjadi calon ketua umum GAPKI mendatang, baru akan ketahuan besok, persis di Hari Valentine, 14 Februari 2023. Setelah 'kotak pandora' berisi nama-nama yang diusulkan GAPKI cabang, dibuka.

"Memang, sejumlah teman mendorong saya untuk berpartisipasi lebih di organisasi yang besar ini, organisasi yang banyak tantangan dengan opportunity luar biasa. Namun, keputusannya baru ketahuan pada 14 Februari nanti. Itulah makanya, nanti saya omong ini itu, terus nama saya enggak masuk, gimana? Kan percuma,” kata Dwi Sutoro saat berbincang dengan Gatra.com melalui fasilitas zoom, Rabu pekan lalu.

Belakangan, cerita soal siapa yang bakal menggantikan Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono, santer terdengar. Sumber Gatra.com menyebut, ada sederet nama di kepengurusan GAPKI pusat bakal bertarung di pemilihan Ketua Umum GAPKI mendatang.

Di antaranya adalah Sekretaris Jenderal, Eddy Martono; Ketua Bidang Implementasi ISPO, M. Hadi Sugeng; Sekretaris Urusan Perdagangan dan Keberlanjutan GAPKI, Mustafa Muhammad Daulay; Wakil Ketua Umum Urusan Organisasi, Kacuk Sumarto; Bendahara Umum, Mona Surya; Ketua Bidang Sustainability Bambang Dwi Laksono dan Dwi Sutoro.

Wakil Ketua Umum urusan Kebijakan Publik, Susanto Yang dan Ketua Bidang Komunikasi, Tofan Mahdi, juga disebut-sebut turut diusung GAPKI cabang untuk meramaikan bursa calon Ketua Umum GAPKI mendatang.

Namun, seperti yang dibilang Dwi yang pernah menjabat President Director PT Kievit Indonesia ini, mekanisme pencalonan itu bermula dari cabang-cabang yang mengumpulkan masukan dari anggota cabang. Lalu, nama-nama itu kemudian diusung cabang ke Steering Committee (SC). SC kemudian membawanya ke dalam rapat pleno untuk mendapatkan lima nama yang bakal menjadi calon ketua umum.

Enggan bicara soal pencalonan dirinya, bukan berarti Ketua Bidang Agro Industri GAPKI periode 2019-2023 ini tak mau menguraikan pemikirannya soal apa dan seperti apa GAPKI. Di sinilah kemudian hal mengagetkan itu nongol.

Walau baru tiga tahun di PTPN, Sarjana Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini ternyata sudah teramat dalam memahami arah dan tujuan GAPKI yang sesungguhnya. Uraiannya mengalir. Bernas.

“GAPKI adalah organisasi terbesar dan tertua yang mengonsilidasikan kepentingan para pelaku industri sawit. Lantaran itu, keberadaan GAPKI sangat berpengaruh pada dinamika di luar sana, baik di dalam negeri, maupun dunia. Termasuk bagaimana perkembangan dan mengembangkan market kelapa sawit. Suka tidak suka, kita merupakan bagian dari ekosistem bisnis kelapa sawit dari hulu hingga hilir itu,” ujar bekas Director Quality South East Asia PT Unilever ini.

Lagi-lagi, Dwi tak menampik kalau dia memang baru tiga tahun di PTPN yang notabene adalah perusahaan dengan konsen di sektor hulu kelapa sawit. Namun, selama 20 tahun berkiprah di perusahaan pemakai minyak sawit terbesar dunia sekelas Unilever, dan lima tahun di PT Kievit Indonesia, menjadi modal besar bagi Dwi untuk lebih dari sekadar paham tentang seluk beluk industri hilir perkelapasawitan.

“Jadi, 25 tahun bekerja di perusahaan multinasional --- Belanda --- Insya Allah telah membuat saya paham soal industri sawit. Termasuk pula bagaimana cara meningkatkan produksi kebun sawit, juga saya pelajari,” Dwi nampak sumringah.


Abdul Aziz

1183