Home Kesehatan Konsumsi 30–40 Ragam Jenis Nabati Per Pekan agar Kesehatan Optimal

Konsumsi 30–40 Ragam Jenis Nabati Per Pekan agar Kesehatan Optimal

Jakarta, Gatra.com – Public Health Educator, Willy Yonas, mengatakan, orang yang memiliki kesehatan optimal adalah mereka yang mengonsumsi 30–40 jenis ragam nabati setiap pekannya. 

Willy dalam Wellness Gathering by Green Rebel bertajuk “LIVE & LOVE” pada pekan ini di Jakarta, melanjutkan, hal tersebut merupakan hasil riset dari American Gut Project (riset terbesar global mengenai kesehatan pencernaan dan hubungannya dengan kesehatan fisik & mental).

“Banyak dari orang-orang ini adalah praktisi vegetarian dan vegan, atau flexitarian yang sebagian besar sumber proteinnya datang dari sumber nabati,” ujar Willy.

Baca Juga: Hebat! Olah Makanan Sehat Bernilai Ekonomi di Tengah Pandemi

Sedangkan studi “Is Psychological Wellbeing Linked to Consumption of Fruits & Vegetables?” menunjukkan bahwa kesehatan emosional optimal dimiliki oleh orang yang mengkonsumsi 7 porsi buah dan sayur setiap harinya.

Berdasarkan studi tersebut, antioxidant bersifat protektif terhadap inflamasi yang terpicu karena stres atau polusi lingkungan karena menyebabkan inflamasi atau peradangan yang berpengaruh terhadap kesehatan mental. Studi ini melibatkan 80 ribu responden.

Praktisi Mindfulness, Adjie Santosoputro, menyampaikan, pentingnya being present dalam mindful eating. Menurutnya, kecanggihan teknologi gawai memampukan masyarakat lebih mudah untuk berinteraksi, bekerja, bermai, dan menikmati hiburan di manapun dan kapanpun.

Sedangkan terkait tuntutan kesibukan, ini menyebabkan makan sambil melakukan hal lainnya pun sudah menjadi gaya hidup yang wajar. Akibatnya, jarang sekali kita makan dengan kesadaran diri dan kehadiran utuh.

Ia mengungkapkan, riset dari Dan Buettner & National Geographic bernama Bluezones, menemukan bahwa ada 5 populasi di dunia yang 1 dari 3 populasinya berumur 90–100 tahun dan dinyatakan sebagai bangsa yang paling sehat, bahagia, dan berumur panjang.

Dari segi pola makan, ujarnya, semua orang berumur panjang tersebut memiliki kesamaan, yaitu 95–100% kalorinya datang dari makanan berbasis nabati, dengan sumber protein utama dari kacang-kacangan dan polong-polongan.

“Daging hewani hanya dikonsumsi 1 kali seminggu [sepekan] dengan seukuran kartu remi,” kata Adjie.

Sementara itu, musisi Andien Aisyah juga Brand Ambassador Green Rebel dan Plant-Centric Dietarian, menyampaikan, sangat penting menerapkan mindfulness untuk menciptakan wellness dalam keluarga.

Ia yakin bbahwa orang yang bahagia itu berasal dari keluarga yang sehat lahir batin. Selain berolahraga secara rutin, juga harus memperhatikan makanan dan bagaimana cara makannya.

“Buat ku, sebegitu pentingnya mindfulness karena pada akhirnya proses komunikasi, parenting, pengambilan keputusan, itu semua yang merupakan fondasi untuk sebuah keluarga,” katanya.

Menurutnya, mindfulness juga erat kaitannya dengan cara makan. Makan merupakan proses penting dan menjadi daya proses belajar yang paling besar untuk anak-anak juga orang dewasa.

“Karena mungkin belajar makan tidak diproses dengan baik sehingga jadi nge-lead ke berbagai masalah ketika dia makan saat dia dewasa,” ujarnya.

Andien mengungkapkan, selalu berupaya mempraktikkan mindfulness ketika makan, misalnya mengetahui kandungan apa yang dimakan dan bagaimana cara makannya. Ini menjadi ajang latihan mindfulness. “Sangat menarik, mindfulness juga sangat penting bagi mom,” katanya.

Dalam acara yang digelar di Burgreens Menteng tersebut, Green Rebel, meluncurkan produk terbarunya, yaitu Beefless Rybs dan Vish Filet. Menu pertama yaitu Beefless Rybs yang terbuat dari Smoky Green Rebel Rybs dilumuri spicy Samyang dan savoury BBQ sauce disajikan dengan coleslaw.

Sedangkan menu kedua, adalah Crispy Fysh and Mash yang terbuat dari Green Rebel Vish dibalur tepung kemudian digoreng keemasan dan disajikan bersama zesty tartar sauce, mashed potato dan salad segar.

Co-founder & Managing Director Burgreens, Helga Angelina, menyampaikan, Kebiasaan makanan selain berdampak pada kesehatan, baik secara fisik dan mental, adalah salah satu cara investasi kesehatan tubuh serta menjadi cara dalam mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Makanan nabati memberikan manfaat pada alam dengan menghemat efek rumah kaca, penggunaan air, penggunaan energi, dan lahan hijau dibandingkan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk memproduksi daging hewani.

Sebuah universitas teknologi makanan melakukan penilaian Life-Cycle produk Green Rebel dan membandingkan dampak lingkungan daging Green Rebel dengan daging sapi dan ayam lokal.

Ia menyampaikan, penelitian tersebut menemukan bahwa Green Rebel memiliki potensi pemanasan global hingga 90% lebih sedikit, penggunaan energi 81% lebih sedikit, dan penggunaan air 67% lebih sedikit dibandingkan dengan daging lokal.

Selain berdampak baik pada lingkungan, Green Rebel mendukung lingkungan sosial dengan komitmen pemberdayaan petani Indonesia. Produk Green Rebel menggunakan bahan kunci yang dipasok secara langsung oleh para petani lokal.

Green Rebel juga mendukung potensi yang dimiliki perempuan, dengan kebijakan kesetaraan gender di mana perempuan harus terwakili minimal 50% di dalam anggota dewan perusahaan, manajemen, dan seluruh staf di organisasi.

Menurutnya, opsi protein ini cocok untuk yang sedang menjaga asupan kalori, ingin menaikkan konsumsi serat pangan, atau pecinta kehidupan bawah laut yang ingin mengurangi konsumsi ikan.

Dengan memulai praktik mindful eating, lanjut juga belajar mengontrol diri kita secara keseluruhan, baik secara asupan nutrisi dan mengontrol untuk tidak makan melebihi batas kebutuhan,” katanya.

Baca Juga: Perhimpunan Dokter Kulit Klaim Pola Makanan Sehat Dapat Menjaga Kesehatan Kulit

Selain itu, lanjut Helga, ini juga memikirkan dampak sosial dan lingkungan dari apa yang kita makan. We practice compassion to ourselves and others by choosing mindfully.

Harapannya, ujar Helga, setelah melakukan praktik ini di kehidupan sehari-hari, bisa memilih makanan dengan penuh kesadaran dan bijak, serta setiap aksi makan kita bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.

“Kita makan tiga kali sehari atau lebih dari 1.000 kali per tahun. Bayangkan besar dampak positif atau negatifnya yang bisa kita buat,” kata Helga.

77