Home Internasional Lawan Kontroversi Barat dan AS, Militer Afrika Latihan Perang Bersama Rusia dan China

Lawan Kontroversi Barat dan AS, Militer Afrika Latihan Perang Bersama Rusia dan China

Johannesburg, Gatra.com - Militer Afrika Selatan memperkuat keputusannya untuk menjadi tuan rumah latihan angkatan laut yang kontroversial, yang dilakukan bersama dengan Rusia dan China dan bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Kremlin ke Ukraina.

Latihan perang awalnya dijadwalkan untuk dimulai minggu lalu yang dijuluki Mosi-II, dimulai pada hari Rabu di sepanjang pantai timur Afrika Selatan.

Namun menjelang peringatan serangan gencar Rusia di Ukraina, latihan tersebut --digambarkan oleh para komentator-- diragukan berlangsung karena dianggap tidak menunjukkan ketidakpekaan, terhaadap Ukraina.

Latihan tersebut juga telah dikritik oleh AS dan Uni Eropa.

Afrika Selatan menolak mengutuk invasi ke Ukraina, yang sebagian besar telah mengisolasi Moskow di panggung internasional, dengan mengatakan lebih memilih dialog untuk mengakhiri perang.

“Ada perbedaan antara militer dan politik,” kata kepala operasi gabungan di Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan, Letnan Jenderal Siphiwe Sangweni, dalam konferensi pers di kota pelabuhan timur Teluk Richards, dikutip AFP, Rabu (22/2).

Dia mengatakan tentara dibimbing oleh pemerintah, tetapi juga perlu belajar keterampilan dari pasukan militer lain, untuk melindungi Afrika Selatan dan untuk digunakan dalam operasi penjaga perdamaian internasional.

"Ya, akan ada negara-negara lain yang merasa berbeda dalam cara kami mendekati ini, (Rusia dan China) tetapi... semua negara adalah negara berdaulat dan memiliki hak untuk menangani hal-hal (sebagaimana) yang mereka anggap sesuai (latihan perang)," katanya.

Sangweni mengatakan kerja sama dan koordinasi dengan semua militer lainnya adalah salah satu yang sangat penting bagi negaranya.

Lebih dari 350 anggota angkatan bersenjata Afrika Selatan akan ambil bagian dalam latihan yang berakhir pada 27 Februari. 

“Rusia adalah negara "pemimpin" dalam latihan tersebut,” kata Afrika Selatan.

Sebuah fregat militer Rusia yang dilengkapi dengan sistem rudal Zircon yang kuat dan kapal perusak China akan digunakan dalam latihan tersebut.

Militer Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu pagi bahwa fregat "Laksamana Gorshkov" akan digunakan antara lain untuk melatih taktik tentang bagaimana menangkis ancaman terhadap keamanan di laut.

Oleg Gladkiy, seorang komandan dan kapten kontingen Rusia, mengatakan latihan itu akan mencakup manuver timbal balik dari kapal-kapal ketiga negara, yang menyimulasikan pembebasan sebuah kapal yang ditangkap oleh perompak, dan tembakan artileri, yang menurut jadwal mencakup penembakan dengan menggunakan rudal hipersonik.

Brasil ikut berpartisipasi sebagai pengamat dalam latihan kedua yang melibatkan Afrika Selatan, China, dan Rusia.

171