Home Gaya Hidup Bangga! Seniman Swiss Nicole Coppey Rilis Puisi Sanjung Indonesia

Bangga! Seniman Swiss Nicole Coppey Rilis Puisi Sanjung Indonesia

Sion, Gatra.com – Seniman asal Swiss, Nicole Coppey baru saja merilis koleksi puisi kaligram tentang “Lune, Soleil de l'Âme” (bulan, matahari dan jiwa). Puisi ini tertuang dalam sebuah buku kumpulan puisi setebal lebih dari 300 halaman, yang diterbitkan oleh Editions L'Harmattan di Paris dan AGA di Italia.

Menariknya, salah satu puisi yang dia tulis adalah tentang Nusantara. Puisi berjudul “Atmosphères Indonésiennes” (Suasana Indonesia) tersebut merefleksikan kecintaan Nicole terhadap Indonesia. Puisi itu diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan dilengkapi dengan lukisan kaligram yang indah.

Seniman asal Swiss, Nicole Coppey menulis puisi tentang RI, berjudul “Atmosphères Indonésiennes” (Suasana Indonesia). (Istimewa)

“Puisi ini bercerita tentang suasana Indonesia dengan hamparan lautnya, matahari terbit, sawah, buah-buahan, bunga-bunga, tumbuh-tumbuhan, yang dipadukan dengan alunan ganelan yang bergema di kejauhan, dengan gong Ageng yang dimainkan oleh seorang bijak,” sebut Nicole dalam keterangan yang diterima Gatra.com baru-baru ini.

“Saya melukiskan lewat puisi bahwa alunan suara itu menyatu dengan alam, mempersatukan semua suara dari seluruh dunia, bergetar di alam semesta,” tambah wanita yang merupakan musisi, penyair dan pelukis kaligram, yang karya-karyanya banyak dikenal di berbagai negara tersebut.

Cerita tentang Nusantara dilukiskan dengan puitis melalui bunga, gunung berapi, hutan tropis, bambu, pohon kakao dan teh, aroma bunga kamboja merah muda, juga rasa santan kelapa. Penggambarannya yang menawan membuat para pembaca puisi ini serasa ingin segera terbang dan ikut mencicipi suasana di Indonesia.

Seniman Swiss, Nicole Coppey menulis puisi tentang RI berjudul “Atmosphères Indonésiennes” (Suasana Indonesia) tertuang dalam sebuah buku kumpulan puisi terbitan Editions L'Harmattan di Paris dan AGA di Italia. (Istimewa)

 

Pendekatan puitis Nicole bersifat multidimensi. Setelah menulis, dia menuangkan rangkaian kata-katanya dalam lukisan kaligram, kemudian merekam suaranya dan mendesain filmnya.

Dalam manuskrip "Suasana Indonesia” yang dapat dipindai melalui internet, pembaca dapat membaca teksnya dan mendengarkan suara penulis, serta melihat gambar huruf/lukisan kaligram dengan pemandangan alam Indonesia yang indah.

Lukisan kaligram "Suasana Indonesia" tersebut diberikan kepada Ibu Duta Besar Linggawaty Hakim pada 2017 silam, ketika masih menjabat sebagai Duta Besar RI di Swiss. Ini merupakan penghormatan dan penghargaan atas kerja sama yang bermanfaat antara Kedutaan Besar RI di Swiss dan Sekolah Seni Nicole Coppey.

Puisi “Atmosphères Indonésiennes” (Suasana Indonesia) karya seniman Swiss, Nicole Coppey diterjemahkan dalam sebuah kaligram. (Istimewa)

“Ada pesan visioner yang ingin disampaikan Nicole dalam puisinya mengenai ‘Suasana Indonesia’. Dia berharap bahwa keindahan alam Indonesia yang menyatu dengan suara gamelan dan gong ageng akan bergema di semua benua, membawa ketenangan jiwa dan kebahagiaan, menumbuhkan kebijaksanaan, beresonansi jauh namun khususnya di dalam diri kita masing-masing,” ungkap Dubes Linggawaty.

Sebagai seniman yang cukup dikenal di berbagai negara, Nicole layak diberi aplaus karena punya ketertarikan khusus terhadap seni budaya Indonesia.

“Nicole patut memperoleh penghargaan tinggi dari kita semua, untuk karyanya yang banyak mempromosikan pesona alam dan budaya Indonesia,” imbuh Linggawaty kemudian.

Duta Besar Linggawaty Hakim bersama Seniman Swiss Nicole Coppey dalam peresmian Pusat Gamelan Jawa, “Gamelan Training and Performance Center” di Sion, Swiss. (Istimewa)

 

Bagi Linggawaty, kreasi seni yang unik dan integral Nicole belum dapat ditandingi oleh penyair internasional lainnya. “Kemampuan berkreasi seperti ini membutuhkan sejumlah keterampilan khusus yang menyatu, yaitu: menulis, melukis, dan membuat rekaman audio dan film,” tambahnya.

Nicole tercatat sebagai pendiri Sekolah Seni Musik Pedagogi "Un, Deux, Trois, Musiques..." (www.123musique.ch) di Sion, Swiss. Di sekolah ini juga berdiri Pusat Gamelan Jawa, “Gamelan Training and Performance Center” yang telah diresmikan sejak 2017 bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss. Nicole dan timnya telah bermain gamelan Jawa sejak 15 tahun yang lalu setelah dia belajar dari Solo.

376