Home Internasional Kamboja sebut Kasus Flu Burung Tidak Ditularkan dari Manusia

Kamboja sebut Kasus Flu Burung Tidak Ditularkan dari Manusia

Phnom Penh, Gatra.com - Kasus flu burung yang baru-baru ini ditemukan di dua penduduk desa Kamboja --salah satunya meninggal dunia-- tidak menunjukkan tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia. 

Pejabat kesehatan di negara Asia Tenggara, itu menyatakan ksimpulan itu untuk menghilangkan kekhawatirkan penyebaran meluas terhadap krisis kesehatan masyarakat di sana.

AP Kamis (2/3) melaporkan, seorang gadis Kamboja berusia 11 tahun dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng meninggal pada 22 Februari, di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Dia meninggal tak lama setelah tes memastikan telah tertular flu burung Tipe A H5N1.

“Ayahnya ikut dites positif terkena virus sehari setelah kematiannya. Namun tidak menunjukkan gejala yang kuat seperti anaknya, dan dibebaskan pada hari Selasa dari rumah sakit Prey Veng tempat diisolasi,” kata kementerian kesehatan.

Dia dipulangkan setelah tiga menjalani tes negatif.

Baca Juga: Virus Flu Burung H5N6 dari China Dikhawatirkan Lebih Menular

“Keduanya adalah merupakan penduduk desa di antara lebih dari dua lusin warga yang diuji yang ditemukan membawa virus,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Flu burung, biasanya menyebar di antara unggas namun terkadang dapat menyebar dari unggas ke manusia. Deteksi infeksi baru-baru ini pada berbagai mamalia telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli bahwa virus dapat berevolusi, untuk menyebar lebih mudah di antara manusia, dan berpotensi memicu pandemi.

Kementerian kesehatan mengatakan penyelidikan menentukan bahwa ayah dan anak perempuan yang terinfeksi itu dari unggas di desa mereka dan tidak ada indikasi atau bukti bahwa ada infeksi penularan dari ayah ke anak perempuan tersebut.

“Kesimpulan dicapai oleh para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, serta rekan-rekan Kamboja mereka, bahwa kejadian itu terinfeksi langsung dari burung,” kata juru bicara kementerian kesehatan Ly Sovann kepada The Associated Press.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (28 Februari) di situs web jurnal ilmiah Nature, seorang ahli virologi yang berbasis di Kamboja mengatakan gadis yang meninggal itu telah terinfeksi dengan jenis virus flu burung yang berbeda dari yang telah menyebar ke seluruh dunia. Kejadian itu, satu setengah tahun terakhir di antara burung yang hidup liar dan lokal.

Erik Karlsson dari Institut Pasteur Kamboja di Phnom Penh --bagian dari tim yang menguji sampel virus dari gadis itu dan dikutip, mengatakan bahwa itu milik kelompok virus yang telah ditemukan pada ayam dan bebek di wilayah tersebut, setidaknya selama satu dekade terakhir.

Dia adalah orang pertama di Kamboja sejak 201, diketahui terdeteksi mengidap H5N1.

Dia mengatakan bahwa tidak jelas mengapa gadis itu tertular virus setelah sekian lama tanpa kasus, namun menduga itu mungkin terkait dengan banyak perubahan global dalam praktik pertanian karena pandemi COVID-19 yang dapat terjadi, sehingga menciptakan kondisi berbeda.

“Kita tahu, di Kamboja, pandemi meningkatkan jumlah peternakan unggas di halaman belakang. Banyak orang, misalnya pemandu wisata, tidak bisa bekerja dan harus menambah penghasilan dan sumber makanan untuk keluarga mereka,” katanya.

“Di seluruh dunia, orang masih berjuang, --yang mengakibatkan perubahan dalam praktik pertanian yang dapat meningkatkan risiko. Dan perubahan kesehatan masyarakat, misalnya kekurangan gizi atau kelebihan berat badan, dapat membuat orang lebih rentan terinfeksi,” katanya.

36